Sikap Dalam Shof

(aljaza’ min jinsil ‘amal, bukan hukum karma)
Orang yang menunaikan sholat lima waktu berjamaah di masjid, tentu mendapat keutamaan yang lebih banyak dibanding mereka yang melakukannya di rumah. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam menyebut kelipatan 27 dan 25 derajat dan pahalanya.
Akan tetapi, bila mereka meninggalkan aturan sholat berjamaah, maka Alloh akan memberi celaan dan hukuman. Artinya mereka tidak akan lolos dari murka Alloh, meski mereka sedang menghidupkan sunnah rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Diantara pelanggaran umat islam saat mereka di masjid adalah seputar shof. Nabi shollallohu alaihi wasallam sangat memberi perhatian dalam masalah ini :
عن أبي سعيد رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم رأى في أصحابه تأخراً فقال لهم تقدموا فأتموا بي وليأتم بكم من بعدك لا يزال قوم يتأخرون حتى يؤخرهم اللَّه
Dari Abu Said Alkhudzriyy rodliyallohu anhu : Bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam melihat pada diri sahabat sikap berlambat-lambat dalam menyusun shof dan mendapatkan barisan pertama. Beliau bersabda kepada mereka : Majulah, sempurnakan shof kalian denganku, orang yang di belakang mengikuti yang di depannya. Satu kaum yang senantiasa berlambat-lambat maka Alloh akan belambat-lambat untuk mereka  [HR Muslim]
وعن أبي مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال كان رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يمسح مناكبنا في الصلاة ويقول استووا ولا تختلفوا فتختلف قلوبكم
Dari Abu Mas’ud rodliyallohu anhu : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengusap pundak-pundak kami dan bersabda : Luruskan dan janganlah berselisih karena akan menyebabkan hati kalian akan berselisih  [HR Muslim]
Dua hadit di atas menerangkan dua sikap yang salah terhadap shof. Yang pertama adalah sikap berlambat-lambat. Ketika iqomat sudah dikumandangkan, tidak segera menuju shof untuk berlomba mendapatkan barisan pertama. Padahal pada hadits lain nabi shollallohu alaihi wasallam memotifasi para sahabat untuk berusaha mendapatkannya meski dengan mengikuti undian. Sikap seperti ini berbalas seimbang dari Alloh. Pahala dan keutamaanpun akan diperlambat datangnya dari Alloh. Begitulah manusia, terhadap cita-cita dan doa, ingin segera terlaksana, akan tetapi terhadap perintah Alloh tidak segera menunaikannya.
Sikap yang kedua adalah berselisih saat menyusun shof. Tidak lurus dan tidak pula rapat sehingga nampak tidak rapi. Perselisihan dzohir akan menyeret kepada perselisihan batin. Tidak heran bila hingga kini umat islam tidak bisa bersatu sebagai akibat tidak bersatunya mereka dalam menyusun shof. Balasan, Alloh sesuaikan dengan perbuatan.