Fitnah Itu Harus Disukai, Jangan Dijauhi

(kontrofersi 4)
Alloh menyebut harta dan anak sebagai fitnah :
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ   
Sesungguhnya harta dan anak-anak kalian tidak lain adalah fitnah. Dan Alloh di sisiNya pahala yang besar  [attaghobun : 15]
Penulis tafsir Fathul Qodir menerangkan makna fitnah dengan berkata : Cobaan dan ujian, terkadang mendorongmu untuk mencari rezeki haram dan menghalangi hak Alloh maka jangan ikuti mereka sehingga kalian berbuat maksiat terhadap Alloh.
Kenyataannya memang benar. Betapa banyak orang tua terpaksa mengambil pekerjaan haram demi memenuhi kebutuhan anak. Tak jarang orang terlalaikan dari mengingat Alloh karena persoalan harta.
Sholat berjamaah terabaikan karena toko padat pengunjung saat waktu sholat tiba. Karena anak sakit menyebabkan orang tua tidak bisa menghadiri majlis ta’lim.
Kendati demikian kenyataannya, tetap dinyatakan salah bila ada orang yang anti terhadap anak sehingga hidup membunjang. Sangat keliru melakukan uzlah karena takut godaan oleh dunia sementara dunia dikuasai oleh orang kafir. Kecondongan untuk mencintai dua fitnah ini sudah Alloh gariskan di dalam alquran :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ  
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (aljannah) [ali imron : 14]
Memiliki anak sangatlah menyenangkan. Kelucuannya masa kanak-kanak sering memberikan hiburan bagi ibu bapaknya. Pekerjaan rumah terbantukan oleh mereka dan karena kesholehan mereka, orang tua mendapat manfaat doa setelah meninggalnya dari keturunannya.
Harta bagian dari sarana kebahagiaan hidup. Di samping itu ladang pahala dari si kaya. Keduanya (harta dan anak) tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Akan tetapi yang harus diingat bahwa sebesar apapun nikmat harta dan anak, tetap akhirat lebih baik. Kenapa ? Karena ayat di atas masih ada kelanjutannya :
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Katakanlah : nginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu ? untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Rob mereka ada jannah yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya [ali imron : 15]
Maroji’ :
Tafsir Fathul Qodir hal 51 (maktabah syamilah)