Nabi Shollallohu Alaihi Wasallam Dilarang Nikah Lagi

(kontrofersi 14)
Syaikh Ahmad Mushthofa Almutawalli mencantumkan dalam kitabnya, daftar istri-istri rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
1.       Khodijah Binti Khuwailid Alqorsyiyyah Al Asadiyyah.
2.       Saudah Binti Zam’ah Alqorsyiyyah.
3.       Ummu Abdillah Aisyah Binti Shiddiq.
4.       Hafshoh Binti Umar Bin Khothob.
5.       Zainab Binti Khuzaimah Bin Alharits Alqissiyyah (meninggal dunia setelah dua bulan bersanding dengan rosululloh shollallohu alaihi wasallam)
6.       Ummu Salamah Hindun Binti Abi Umayyah Alqorsyiyyah Almakhzumiyyah.
7.       Zainab Binti Jahsyi.
8.       Juwairiyyah Binti Alharits bin Abi Dliror Almushtholiqiyyah.
9.       Ummu Habibah Romlah Binti Abu Sufyan.
10.   Shofiyyah Binti Huyayi bi Akhthob.
11.   Maimunah Binti Alharits Alhilaliyyah.
Disimpulkan, bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam wafat meninggalkan sembilan istri. Setelah beliau menikah dengan Maimunah, Alloh melarang rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk menikah lagi dengan wanita lain. Hal ini berdasarkan firman Alloh :
لَا يَحِلُّ لَكَ النِّسَاءُ مِنْ بَعْدُ وَلَا أَنْ تَبَدَّلَ بِهِنَّ مِنْ أَزْوَاجٍ وَلَوْ أَعْجَبَكَ حُسْنُهُنَّ إِلَّا مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا  
Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan isteri-isteri (yang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan- perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki. dan adalah Allah Maha mengawasi segala sesuatu  [al ahzab : 52]
Berdasarkan ayat di atas, nabi shollallohu alaihi wasallam tidak dibolehkan kawin sesudah mempunyai isteri-isteri sebanyak yang telah ada itu dan tidak pula dibolehkan mengganti isteri-isterinya yang telah ada itu dengan menikahi perempuan lain.
Syaikh Abu Bakar Aljazairi menerangkan bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam tidak diperbolehkan menikah setelah beristrikan sembilan sebagai bentuk pemuliaan bagi mereka yang lebih memilih akhirat dari kesenangan dunia dan sebagai takhfif (meringankan beban beliau). Ayat di atas juga melarang beliau menikah lagi dengan cara menceraikan salah satu istrinya lalu menikah lagi untuk mengganti wanita yang telah pergi karena ditalaq.
Maroji’ :
Mu’jizatunnabi Shollallohu alaihi wasallam wa Syamail Muhammadiyyah, Syaikh Ahmad Mushthofa Mutawalli hal 18-20
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Aljazairi hal 1220