(kontrofersi 18)
Barangkali ada di antara kita saat amarah muncul, mengumpat dengan mengatakan “ Dasar setan ! “ dan kata-kata lainnya yang mencantumkan setan di dalamnya. Kalimat ini tidak pantas keluar dari lesan seorang mukmin. Kenapa ? Karena keimanan seseorang akan Nampak dari ucapannya sebagaimana yang disabdakan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya [HR Bukhori Muslim]
Ibnu Katsir membawakan riwayat hadits larangan pengucapan ini saat menafsirkan lafadz basmallah :
لاَتَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إذَا قُلْتَ تَعِسَ الشَّيْطَانُ تَعَاظَمَ وَقَالَ بِقُوَّتِي صَرَعْتُهُ وَإذَا قُلْتَ بِسْمِ الله تَصَاغَرَ حَتَّى يَصِيْرَ مِثْلَ الذُّّبَابِ
Janganlah engkau mengatakan “ Celaka setan “ karena jika engkau ucapkan “celaka setan “ maka ia akan membesar (seperti rumah) seraya berkata “ Dengan kemampuanku, aku kalahkan manusia “, adapun bila engkau ucapkan bismillah maka ia akan mengecil hingga seperti seekor lalat [HR Ahmad]
Ini masuk akal. Setan ketika membuat seseorang bisa murka, itu membuktikan akan keberhasilannya dalam menggoda manusia. Setelah berhasil, koq namanya disebut-sebut ? Tentu ia akan semakin bangga.
Maroji’ :
Tafsir Ibnu Katsir 1/27