(Kaedah Amar Ma'ruf Nahi Munkar)
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang
yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong
bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah
dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada
Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
[attaubah : 71]
Sejarah telah
mencatat, betapa amar ma’ruf mampu dilakukan oleh kaum wanita. Asiyah dengan
teguh pendirian berani memperlihatkan imannya di hadapan suaminya (Firaun)
hingga akhirnya Firaunlah yang akhirnya membunuhnya.
Ibu Amar bin Yasir
tetap berada di atas tauhid meski harus menghadapi siksaan di luar batas
perikemanusiaan hingga ajal menjemputnya.
Aisyah rodliyallohu
anha, menegur sebagian sahabat yang mengatakan bahwa nabi shollallohu alaihi
wasallam melihat Alloh secara langsung pada peristiwa isro’ mi’roj. Aisyahpun
berkata : Barangsiapa yang mengatakan bahwa rosululloh shollallohu alaihi
wasallam melihat Alloh secara langsung maka ia telah melakukan kesalahan yang
besar.
Demikianlah tidak
terhitung kaum wanita melakukannya.