Tongkat Pembelah Laut




(Tongkat Musa 5)
 
Musa dan kaumnya dalam kejaran Firaun beserta bala tentaranya. Ketika jarak antara keduanya semakin dekat, sementara di hadapan mereka adalah laut, dengan rasa panik kaum bani Isroil berkata kepada Musa :

إِنَّا لَمُدْرَكُونَ

Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul

Musa menenangkan kaumnya dengan mengatakan :

كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ

Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Robku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku

Alloh segera memberi intruksi :

أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ 
  
Pukullah lautan itu dengan tongkatmu [asy syuaro : 161-163]

Terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan  seperti gunung yang besar. Bergegaslah mereka lari menuju laut yang terpisah. Ketika sudah berada di daratan, Alloh persatukan kembali lautan yang terbelah sehingga menenggelamkan Firaun dan seluruh bangsa qibthi yang mengikutinya. Saat kematian di depan mata, Firaun menyatakan keimanannya kepada Alloh dengan berkata :

آَمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آَمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Aku percaya bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi melainkan ilah yang diimani oleh Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)

Menanggapi keimanan yang terlambat, Alloh menjawab :

آَلْآَنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آَيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آَيَاتِنَا لَغَافِلُونَ

91. Apakah sekarang (baru kamu beriman ?), Padahal Sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
92. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami  [yunus : 90-92]

Ibnu Asyur berkata : Kalimat pada ayat 91 Apakah sekarang baru kamu beriman ? adalah istifham inkari (pertanyaan yang mengandung makna pengingkaran), ini menunjukkan bahwa Alloh sangat menolak keimanan Firaun. Sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwa penolakan menggunakan bentuk pertanyaan memiliki makna yang lebih kuat dibanding bila diungkapkan dengan kalimat pertanyaan.

Maroji’ :
Tafsir Ibnu Asyur (maktabah syamilah) hal 219