Hukum Mengangkat Karyawan Berstatus Kafir




(Karyawan Dan Standar Gaji 4) 

Islam memperbolehkannya, akan tetapi imam Bukhori memberikan kriteria. Dalam kitab shohihnya disebutkan :
باب استئجار المشركين عند الضرورة أو إذا لم يوجد أهل الإسلام
Bab mempekerjakan orang musyrik dalam kondisi darurat (terpaksa) atau bila tidak didapatkan muslim yang mampu mengembannya.

Imam Bukhori mendasarkan pendapatnya dengan dua riwayat, yaitu : Nabi shollallohu alaihi wasallam mempekerjakan yahudi Khoibar untuk mengurusi kebun kurma milik umat islam dan penunjukan beliau kepada seorang kafir sebagai penunjuk jalan :

عَنْ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا  أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَامَلَ أَهْلَ خَيْبَرَ بِشَطْرِ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا مِنْ ثَمَرٍ, أَوْ زَرْعٍ
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mempekerjakan penduduk Khaibar (yahudi) dengan memperoleh setengah dari hasilnya berupa buah-buahan dan tanaman   [Muttafaq Alaihi] 

عن عائشة قالت : واستأجر رسول الله صلى الله عليه و سلم وأبو بكر رجلا من بني الديل هاديا خريتا وهو على دين كفار قريش فدفعا إليه راحلتيهما وواعداه غار ثور بعد ثلاث ليال فأتاهما براحلتيهما صبح ثلاث
Dari Aisyah, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan Abu Bakar mempekerjakan seorang dari bani hudzail sebagai penunjuk jalan dimana ia masih beragama kafir quraisy. Lalu keduanya menyerahkan onta kepadanya agar diantar kepada keduanya di gua Tsur setelah berlalu tiga malam, yaitu di waktu shubuh ketiga  [HR Bukhori dan Abu Daud]