Suatu hari Abu Huroiroh melewati pasar (tidak lama setelah
nabi shollallohu alaihi wasallam dikubur). Ia dapati orang-orang sedang sibuk
mengadakan transaksi jual beli. Iapun berkata : Bagaimana kalian ini, kenapa
kalian masih sibuk berjual beli ? Tidakkah kalian tahu, bahwa warisan nabi
sedang dibagi-bagi di masjid ? Mendengar berita ini, orang-orang berhamburan
menuju masjid. Sesampai di sana, ternyata tidak didapati kecuali orang yang
sedang berdzikir, membaca quran dan majlis-majlis ilmu. Mereka bertanya (dengan
nada protes) : Wahai Abu Huroiroh, mana buktinya warisan nabi sedang
dibagi-bagi ? Abu Huroiroh menunjuk kepada majlis ilmu seraya membacakan hadits
:
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ
الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ
أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Para ulama adalah
pewaris para nabi, dan para nabi tidak
mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa
mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak
Imam Bukhori dalam kitabul Ilmi mencantumkan ayat yang berisi
ungkapan penyesalan penghuni neraka :
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي
أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Dan mereka berkata : Sekiranya Kami mendengarkan (apa yang
disampaikan di majlis ilmu) atau memikirkan (betapa pentingnya hadir di majlis
ilmu) niscaya tidaklah Kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang
menyala-nyala [almulk : 10]
Ketidakhadiran mereka di majlis ilmu menyebabkan mereka tidak
mengetahui halal dan haram, sunnah dan bid’ah, perintah dan larangan, tauhid
dan syirik, haq dan batil dan lainnya. Oleh karena itu perintah Alloh mereka
abaikan, larangan diterjang, keyakinan mereka bercampur dengan syirik, kalaupun
toh ibadah ditunaikan, pasti tercampuri dengan bid’ah. Itu semua diawali dengan
malasnya menghadiri majlis ilmu. Dari kesalahan inilah yang bersangkutan
terjerumus ke dalam neraka.
Ilmu memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah beberapa
hadits di bawah ini :
عن أبي هريرة، رضي الله عنه، عن النبي صلى الله
عليه وسلم أنه قال إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا
من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu, dari nabi shollallohu
alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda : Bila anak Adam mati, maka
terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara : Shodaqoh jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan dan anak sholih yang mendoakannya
[HR
Muslim]
عن أبي
الدرداء سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا
سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ
أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ
فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ
فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ
الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ
لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ
بِحَظٍّ وَافِرٍ
Dari Abu Darda : Aku
mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa meniti
jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya jalan ke surga.
Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut
ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi
hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan seorang alim dibanding ahli
ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para
ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka
hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil
bagian yang banyak [HR
Abu Daud dan Tirmidzi]
خيركم من تعلم
القرءآن وعلمه
Sebaik-baik di antara
kalian adalah siapa yang mempelajari alquran dan mengajarkannya [HR Bukhori]
من يرد
الله به خيرا يفقهه في الدين
Barangsiapa yang
dikehendaki baik oleh Alloh maka Alloh akan mencerdaskannya dalam urusan addin [HR
Bukhori Muslim]
Untuk lebih mempermudah pemahaman kita tentang pentingnya
ilmu, maka perlu untuk membanding-bandingkan antara ilmu dan harta.
Kebanyakan
manusia lebih terpesona pada harta dari ilmu. Bila diadakan pilihan untuk
menentukan antara keduanya, tentu pilihan harta akan menempati peminat yang
lebih banyak. Apa perbedaan antara ilmu dan harta ? :
1.
Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta warisan Qorun dan
teman-temannya. Tentu berbeda, di saat para nabi meninggalkan warisan berupa
ilmu dan menjamin bahwa siapa mengambilnya akan mendapat keuntungan yang besar
dengan harta yang belum tentu akan memberi kebahagiaan.
2.
Ilmu menjaga dan memelihara pemiliknya. Ia akan mengajaknya
berbuat yang makruf dan mengingatkannya di saat akan berbuat yang munkar.
Sebaliknya harta selalu dijaga pemiliknya.
3.
Memiliki ilmu berarti memiliki banyak sahabat. Kehadirannya
senantiasa ditunggu, adapun pemilik harta terkadang memiliki banyak musuh. Dari
yang iri dan yang ingin merebutnya.
4.
Ilmu bila diberikan dengan cara mengajarkan dan mendakwahkannya
akan semakin bertambah. Harta bila diberikan kepada orang lain akan berkurang.
5.
Ilmu tidak mungkin dicuri, sedang harta begitu mudahnya dicuri,
dirampok dan dirampas.
6.
Ilmu tidak akan lapuk oleh zaman sedang harta akan lenyap dan
usang seiring bergantinya waktu dan jaman.
7.
Ilmu tidak memiliki ujung dan batas, adapun harta bisa dihitung
dan dikalkulasi jumlahnya.
8.
Ilmu adalah cahaya yang memancarkan sinar kebaikan dengannya hati
akan merasa tenang. Sebaliknya harta bisa menggelapkan pemiliknya karena belum
tentu ia bisa membeli kebahagiaan.
9.
Pemilik ilmu yang senantiasa menyebarkan kebajikan akan mengundang
penyebutan mulia “ ustadz, alim dan lainnya “. Tak sedikit orang yang berharta
melimpah mendapat sebutan “ si kikir “
10. Ilmu mengajak pemiliknya untuk
mencintai Alloh, sedangkan harta terkadang membangkitkan kesombongan dan tinggi
hati
11. Ilmu mengangkat derajat, adapun
harta bisa menurunkan derajat pemiliknya seperti seorang yang mencuci motornya
di pagi hari sebelum berangkat kerja. Motor sudah bersih dan mengkilap
sementara sang pemilik belum mandi.
12. Alquran mensyariatkan untuk
memohon tambahan ilmu “ Dan katakanlah, Wahai robku tambahkan untukku ilmu,
thoha : 114 “ akan tetapi tidak ada satupun doa mengajarkan kita meminta
tambahan harta
Walhasil
ditinjau dari segi manapun, ilmu tetap lebih mulia dari harta !