Menyambut Bulan Romadlon




Romadlon adalah bulan dimana setan dibelenggu. Ini artinya, saat dimana kita melaksanakan ketaatan kepada Alloh  tanpa godaan dari makhluq terkutuk ini. Kendati demikian, manusia yang memiliki sifat salah dan lupa, tentu akan melakukannya meski dengan jumlah yang lebih sedikit. Sebagai i’tibar mari kita perhatikan kesalahan umat islam menjelang dan saat bulan romadlon :

A.      Kesalahan-kesalahan menjelang romadlon

Menjelang bulan romadlon, pasar-pasar penuh sesak dengan pembeli. Mereka begitu sibuk memborong beraneka ragam makanan, seolah-olah takut kehabisan dan tidak ada hari besok untuk berbelanja. Bahkan, mereka terlihat repot dengan belanjaannya karena banyaknya makanan yang diborong. Hal ini membuat pedagang sembako, roti, kelapa muda dan buah-buah mendapatkan hasil yang berlipat ketika romadlon dibanding bulan lainnya. Sementara itu, seorang dokter di Jawa timur  menceritakan tentang pasien langganannya yang melakukan cek kesehatan, ternyata hasil pemeriksaan mengatakan :  berat badan, tekanan darah dan kolesterolnya naik pada bulan syawal. Maka hasilnya adalah, bukankah romadlon adalah bulan dimana kita dilatih untuk menahan nafsu makan ?

Menjelang romadlon, tempat-tempat pemandian seperti danau, sumber mata air dan lainnya dipadati pengunjung. Mereka ramai-ramai mandi di tempat itu sebagai ritual untuk membersihkan diri dari dosa dan kotoran sebelum masuk bulan romadlon. Acara seperti itu sering disebut dengan padusan (mandi di sumber mata air sebelum datangnya romadlon). Mereka menilai itu bagian dari ibadah. Padahal maa anzalallohu bihaa min shulthon (Alloh tidak pernah menurunkan perintahnya)

Tidak sedikit yang saling berjabat tangan, meminta maaf sebelum datangnya bulan romadlon. Perlu diketahui, bahwa cara seperti itu tidak pernah diajarkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Bukankah setiap muslim yang bertemu sudah otomatis dosa keduanya dihapus ? :

عن البراءِ  رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رسولُ الله  صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ مُسْلِمَينِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أنْ يَفْتَرِقَا
Dari Barro’ rodliyallohu anhu, rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang muslim yang bertemu, lalu saling berjabat tangan kecuali Alloh akan ampuni dosa keduanya sebelum keduanya berpisah  [HR Abu Daud]

Tak hanya itu, pandangan kita arahkan ke banyak area pemakaman. Betapa berjubelnya ummat muslim yang hendak berziarah. Seakan-akan hal itu merupakan satu kewajiban menjelang romadlon. Adapun Menentukan ziarah secara rutin baik sepekan sekali, sebulan sekali atau setahun sekali, disebut oleh nabi shollallohu alaihi wasallam sebagai menjadikan kuburan sebagai i’ed dan itu hukumnya haram. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

لا تجعلوا بيوتكم قبورا، ولا تجعلوا قبري عيدا، وصلوا علي فإن صلاتكم تبلغني حيث كنتم
Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai ied (tempat perayaan atau kunjungan rutin pekanan, bulanan dan tahunan), ucapkanlah sholawat untukku, karena sesungguhnya ucapan sholawat kalian akan sampai kepadaku dimana saja kalian berada [HR Abu Daud]

B.      Kesalahan saat romadlon

1.      Budaya ngabuburit
Jalan-jalan ditempat keramaian memang mengasyikkan. Di samping bisa berbelanja beraneka ragam hidangan berbuka, juga membuat waktu terasa berjalan lebih cepat. Ini jelas bertentangan dengan salah satu prinsip keberkahan bulan romadlon karena waktu paling mustajab untuk berdoa bagi orang yang sedang shoum adalah menjelang berbuka. Bisakah orang yang sedang ngabuburit melakukannya ? Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
إن للصائم عند فطره لدعوة ما ترد
Sesungguhnya bagi orang yang shoum, saat berbuka benar-benar waktu berdoa yang tidak akan ditolak [HR Ibnu Majah, Baihaqi]
2.      Menonton televisi saat sahur
Pada jam-jam seperti ini,  waktu nyaman untuk terlelap tidur. Akhirnya kita dipaksa  meninggalkannya untuk santap sahur. Tak sedikit mata kita masih agak rapat. Stasiun televisipun membantu menghidupkan suasana dengan menampilkan acara humor. Kita diajak untuk tertawa sehingga makan sahur terasa nyaman. Menikmati tontonan seperti ini jelas bertentangan dengan ajakan Alloh untuk menghidupkan waktu sahur dengan memperbanyak istighfar sambil mengingat kembali dosa yang telah kita perbuat. Mungkinkah ibadah seperti ini bisa diselingi dengan tertawa ?. Alloh berfirman :
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan pada waktu sahur mereka (orang beriman) beristighfar [adz dzariyat : 18]
3.      Menyibukkan urusan dunia di sepuluh hari terakhir
Sebelas kali nabi shollallohu alaihi wasallam bertemu bulan romadlon. Hanya sekali beliau absen dari kegiatan i’tikaf karena beliau berperang, itupun beliau qodlo di bulan syawal selama 20 hari. Beliau bisa melakukannya, padahal satus beliau : pemimpin umat, kepala Negara, panglima perang dan beristrikan Sembilan wanita. Adakah di dunia manusia yang lebih sibuk dari beliau ?
Sementara kita yang bukan apa-apa, belum tercatat sebagai orang yang pernah menunaikan i’tikaf. Justaru kenyataan mengatakan, urusan dunia di sepuluh hari terakhir terasa meningkat. Ibu-ibu yang sibuk di dapur untuk membuat kue lebaran, pusat perbelanjaan yang semakin ramai dan urusan dunia lainnya, sementara masjid semakin sepi. Aisyah mengisahkan kepada kita :
عن عائشة كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر، أحيا الليل، وأيقظ أهله، وشد المئزر
Dari Aisyah : Adalah rosululloh shollallohu alaihi wasallam apabila memasuki sepuluh hari terakhir, beliau hidupkan malamnya, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikatan sahur (bersungguh-sungguh untuk meningkatkan ibadah) [HR Bukhori Muslim]