Keutamaan Jihad Atas Haji




(Jihad Dan Haji 2)
1.      Aljannah bagi mujahid lebih mulia dari aljannah yang diperoleh dari ibadah haji

Hal itu dikarenakan, saat  pahala bagi haji diceritakan, nabi shollallohu alaihi wasallam hanya menyebut aljannah tanpa dicantumkan kenikmatan di dalamnya. Ini berbeda dengan jihad :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( اَلْعُمْرَةُ إِلَى اَلْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا, وَالْحَجُّ اَلْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا اَلْجَنَّةَ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Umrah ke umrah menghapus dosa antara keduanya, dan tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali aljannah   [Muttafaq Alaihi]

عن المقدام بن معد يكرب الكندي قال  قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن للشهيد عند الله ست خصال: أن يغفر له في أول دَفْعَة من دمه، ويرى مقعده من الجنة، ويحلى حُلَّة الإيمان، ويزوج من الحور العين، ويجار من عذاب القبر، ويَأمَن من الفزع الأكبر، ويوضع على رأسه تاج الوقار، الياقوتة منه خير من الدنيا وما فيها، ويزوج اثنتين وسبعين زوجة من الحور العين، ويُشَفَّع في سبعين إنسانا من أقاربه
Dari Miqdam bin Ma’ad Yakrib Alkindi, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya bagi  syahid di sisi Alloh ada enam keutamaan : Diampuni dosanya saat pertama kali tetesan darahya, diperlihatkan kedudukannya di aljannah, dikenakan perhiasan keimanan, dinikahkan dengan bidadari, dilindungi dari adzab kubur, diberi rasa aman dari goncangan yang terhebat, diletakkan lencana kehormatan dari permata di kepalanya yang nilainya melebihi nilai dunia seisinya, dinikahkan dengan 72 bidadari dan diberi hak memberi syafaat kepada 70 anggota kerabatnya  [HR Ahmad]

2.      Alloh mengecilkan kedudukan masjidil harom dan haji saat disandingkan dengan jihad

أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim  [attaubah : 19]
يا عابدَ الحرمين لَوْ أبْصَرْتَنا ... لَعَلمْتَ أنكَ في العبادِة تلعبُ ...
Wahai Abid al-Haramain, sekiranya engkau melihat kami Niscaya engkau tahu bahwa engkau main-main dalam beribadah
من كان يخضب خدَّه بدموعِه ... فَنُحورنا بدمائنا تَتَخضَّب ...
Siapa yang mewarnai pipinya dengan air matanya Maka leher kami bersimbahkan dengan darah kami
أو كان يُتْعِبُ خَيْلَه في باطلٍ ... فخُيولنا يومَ الصبِيحة تَتْعبُ ...
Atau yang memenatkan kudanya dalam kebatilan Maka kuda kami penat pada esok hari
ريحُ العبيرِ لكم ونحنُ عبيرُنا ... وَهجُ السنابِك والغبارُ الأطيبُ ...
Angin menyemburkan debu kepada kalian, sedangkan kamilah yang menyemburkan
debu dengan kaki-kaki kuda kami, dan debu yang lebih baik
ولَقَد أتانا من مَقَالِ نبينا ... قول صَحيح صادق لا يَكْذبُ ...
Sungguh telah datang pada kami dari ucapan Nabi kami Sabda yang shahih, jujur, tidak dusta
لا يستوي وَغُبَارَ خيل الله في ... أنف امرئ ودخانَ نار تَلْهَبُ ...
Tidak sama debu kuda Allah di hidung seseorang dengan asap api (neraka) yang menyala-nyala
هذا كتاب الله يَنْطق بيننا ... ليس الشهيدُ بمَيِّت لا يَكْذبُ ...
Inilah kitab Allah yang berbicara di tengah-tengah kami Syahid itu tidak mati, dan ini bukan dusta

3.      Diperbolehkan masuk Mekah tanpa ihrom dalam situasi jihad

Disyariatkan bagi yang memasuki kota Mekah untuk menunaikan umroh. Berarti memasukinya dalam keadaan ihrom, memakai dua helai kain dan bertalbiyyah. Akan tetapi rosululloh shollallohu alaihi wasallam pernah masukinya tanpa melakukan ketentuan ini. Itu terjadi karena beliau hendak menaklukkan kota Mekah. Sehingga baju perang yang beliau kenakan bukan kain ihrom. Anas bin Malik menuturkan :
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم دَخَلَ مَكَّةَ وَعَلَى رَأْسِهِ اَلْمِغْفَرُ, فَلَمَّا نَزَعَهُ جَاءَهُ رَجُلٌ, فَقَالَ: ابْنُ خَطَلٍ مُتَعَلِّقٌ بِأَسْتَارِ اَلْكَعْبَةِ, فَقَالَ: اُقْتُلُوهُ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ 
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memasuki kota Mekkah dengan mengenakan perisai di kepala. Ketika beliau melepaskannya, ada seseorang datang dan berkata : Ibnu Khathal masih bergantung pada tirai Ka'bah. Lalu beliau bersabda : Bunuhlah dia !   [Muttafaq Alaihi]

Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berkata : Diperbolehkan memasuki kota Mekah yang dimuliakan Alloh ini tanpa berihrom bagi siapa yang tidak bermaksud menunaikan haji dan umroh. Beliau juga berkata : Hadits ini mengajarkan kita untuk mendahulukan kemaslahatan umum daripada kemaslahatan khusus. Oleh karena itu beliau dahulukan jihad daripada manasik karena maslahat jihad lebih luas dan lebih mendatangkan manfaat.   

4.      Jihad ditakuti, haji dirindukan
 
كُتِبَ عَلَيْكُمُ القِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ   البقرة : 216
216. diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui  [albaqoroh : 216]

5. Haji sekali seumur hidup, jihad berlangsung hingga hari kiamat

عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا  قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: ( إِنَّ اَللَّهَ كَتَبَ عَلَيْكُمُ اَلْحَجَّ فَقَامَ اَلْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ فَقَالَ: أَفِي كَلِّ عَامٍ يَا رَسُولَ اَللَّهِ? قَالَ: لَوْ قُلْتُهَا لَوَجَبَتْ, اَلْحَجُّ مَرَّةٌ, فَمَا زَادَ فَهُوَ تَطَوُّعٌ )  رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, غَيْرَ اَلتِّرْمِذِيِّ
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata : Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berkhutbah di hadapan kami seraya bersabda : "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji atasmu." Maka berdirilah al-Aqra' Ibnu Habis dan bertanya : Apakah dalam setiap tahun, wahai Rasulullah? Beliau bersabda : "Jika aku mengatakannya, ia menjadi wajib. Haji itu sekali dan selebihnya adalah sunat [HR  Imam Lima selain Tirmidzi]