Agar Quran Tidak Diragukan



(Fiqih Ragu 4)

Kelemahan seseorang menunjukkan kesempurnaannya (kaedah ini boleh jadi benar atau salah). Kenapa begitu ? Nabi kita dikenal sebagai ummi (tidak bisa baca dan tulis). Dua kali Alloh menyebut beliau dengan gelar itu :

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ
(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka  [al a’rof : 157]

فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi [al a’rof : 158]

Ketika beliau memiliki status ummi, ternyata begitulah keadaan umatnya yang diseru di kota Mekah :

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Dia-lah yang mengutus kepada kaum ummi (buta huruf) seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,  [aljuma’ah : 2]

Kekurangan beliau sebagai ummi inilah yang menunjukkan kesempurnaan alquran yang tidak mungkin bisa dibantah oleh para penentangnya. Tentang ini, Alloh berfirman :

وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ  
Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya  sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu)  [al ankabut : 48]

Apa hikmah di balik keumiyan beliau ? Kaum ahli kitab meyakini bahwa di antara ciri nabi akhir zaman adalah tidak bisa baca tulis. Mereka pegangi keterangan itu sesuai yang mereka dapatkan dalam kitab taurot dan injil.

Ketika bukti mengatakan bahwa beliau betul-betul buta huruf, maka kaum ahlul kitab tidak bisa membantah kenyataan itu. Ibnu Ajibah berkata :

لو كنت ممن يخط ويقرأ لقالوا تعلمه  والتقطه من كتب الأقدمين  وكتبه بيده أو  يقول أهل الكتاب  الذي نجده في كتابنا أُمي لا يكتب ولا يقرأ ، وليس به .
Seandainya engkau bisa membaca dan menulis, tentu mereka akan mengatakan “ Dia mempelajarinya dan menemukannya dari kitab-kitab terdahulu lalu ditulisnya dengan tangannya “ Atau kaum ahli kitab akan berkata “ Yang kami dapati dari kitab kami adalah bahwa nabi itu ummi (tidak bisa membaca tidak pula menulis), ternyata tidak seperti itu.

Maroji’ :
Tafsir Ibnu Ajibah (maktabah syamilah) hal 402