Eluslah Kepala Anak Yatim




Fiqih Yatim (4) 

Hidup manusia tidak ada yang stabil. Terkadang bahagia, di waktu lain akan sedih. Ketika usaha perdagangan mendatangkan banyak keuntungan, di lain hari akan mengalami kerugian. Suatu saat iman kita sedang naik. Ibadah seberat apapun terasa ringan untuk ditunaikan. Tapi kondisi seperti itu tidak akan berjalan terus. Status kita yang bukan nabi menyebabkan iman kita bertambah dan berkurang. Terkadang kita merasakan kegersangan jiwa, semangat beramal yang berkurang dan ibadah tidak terasa nikmat saat dijalankan. 

Itulah yang pernah dialami seorang sahabat sehingga dia mengeluhkannya di hadapan nabi shollallohu alaihi wasallam :

عن أبي هريرة أن رجلا شكا إلى النبي صلى الله عليه وسلم قسوة قلبه، فقال إن أردت أن يلين، فامسح رأس اليتيم، وأطعم المسكين
Dari Abu Huroiroh : Seorang laki-laki datang menghadap nabi shollallohu alaihi wasallam untuk mengeluhkan kegersangan hatinya, maka beliau bersabda : Jika engkau ingin hatimu lembut maka usaplah kepala anak yatim dan berikan makan buat orang miskin  [HR Ahmad]