Pertanyaan Kaun Wanita (1)
عن أنَسٍ رضي الله عنه
قَالَ : لَمَّا ثَقُلَ النَّبيُّ
صلى الله عليه وسلم جَعلَ
يَتَغَشَّاهُ الكَرْبُ ، فَقَالَتْ فَاطِمَةُ رضي الله عنها : وَاكَربَ أَبَتَاهُ
. فقَالَ : لَيْسَ عَلَى أَبيكِ كَرْبٌ بَعْدَ اليَوْمِ فَلَمَّا مَاتَ ، قَالَتْ : يَا أَبَتَاهُ ،
أَجَابَ رَبّاً دَعَاهُ ! يَا أَبتَاهُ ، جَنَّةُ الفِردَوسِ مَأْوَاهُ ! يَا
أَبَتَاهُ ، إِلَى جبْريلَ نَنْعَاهُ ! فَلَمَّا دُفِنَ قَالَتْ فَاطِمَةُ رَضي
الله عنها : أَطَابَتْ أنْفُسُكُمْ أنْ تَحْثُوا عَلَى رَسُول الله صلى الله عليه
وسلم التُّرَابَ ؟!
Dari Anas rodliyallohu anhu, berkata : Saat sakit nabi
shollallohu alaihi wasallam bertambah berat, membuat beliau semakin lemah.
Fatimah rodliyallohu anha berkata : Betapa beratnya apa yang engkau alami wahai
ayahanda ? Beliau menjawab : Tidak ada penderitaan atas diri ayahandamu setelah
hari ini. Ketika beliau sudah wafat, Fatimah berkata : Wahai ayahanda, engkau
telah penuhi panggilan Rob, wahai ayahanda, ke jannatul firdaus tempat kembali,
wahai ayahanda, kepada jibril kita memberitakan kematian. Tatkala beliau sudah
dikebumikan, Fatimah rodliyallohu anha berkata : Apakah hati kalian dalam
keadaan bahagia saat kalian melempar tanah di atas jasad rosululloh shollallohu
alaihi wasallam ? [HR
Bukhori]
Ini adalah percakapan antara Fatimah dan rosululloh
shollallohu alaihi wasallam menjelang wafatnya. Riwayat di atas lebih bernuansa
percakapan antara anak dengan orang tua bukan antara umat dengan nabinya.
Hadits di atas memberi faedah :
1. Bukti bahwa
rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah hamba Alloh
Sakit yang beliau derita, kondisi lemah, yang selanjutnya
mengantar kepada kematian yang tidak bisa dihindarkan menunjukkan status beliau
sebagai manusia bukan Tuhan
2. Penderitaan bisa
dirasakan oleh orang yang tidak mengalaminya
Fatimah ikut merasakan penderitaan yang sedang dialami oleh
ayahandanya. Itu juga terjadi pada diri seorang muslim bagi muslim lainnya
karena hakekat mereka adalah satu tubuh
3. Menampakkan
ketegaran saat mendapat ujian
Itu bisa kita lihat dari kesabaran beliau. Ketika ditanya tentang
apa yang sedang dialalmi, beliau menjawab “ Tidak ada penderitaan atas diri
ayahandamu setelah hari ini “
4. Kematian adalah
lebih baik bagi seorang muslim
Kalimat “ Tidak ada
penderitaan atas diri ayahandamu setelah hari ini “ adalah bukti “. Ini juga
selaras dengan sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِيٍّ ،
أَنَّهُ كَانَ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مُرَّ عَلَيْهِ بِجِنَازَةٍ ، فَقَالَ : مُسْتَرِيحٌ أَوْ مُسْتَرَاحٌ مِنْهُ ،
فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ ، وَمَا الْمُسْتَرَاحُ
مِنْهُ ؟ فَقَالَ : الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا
وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى ، وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ : الْعَبْدُ
الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ ، وَالْبِلادُ ، وَالشَّجَرُ
وَالدَّوَابُّ
Dari Abu Qotadah bin Rib’iyy, dirinya menuturkan bahwa
rosululloh shollallohu alaihi wasallam lewat di depannya jenazah. Beliau
bersabda : mustariih (orang yang beristirahat) atau mustaroh minhu (yang
diistirahatkan darinya). Mereka bertanya : Ya rosululloh, apa yang dimaksud
dengan mustarih dan mustaroh minhu ? Beliau menjawab : Seorang hamba yang
mukmin akan istirahat dari lelahnya hidup di dunia beserta penderitaannya
menuju rahmat Alloh Ta’ala, adapun mustaroh minhu adalah seorang hamba yang
jahat maka manusia, negeri, pepohonan dan binatang akan istirahat dari
kejahatannya [muttafaq alaih]
Syaikh Salim Ied Alhilali berkata :
الدُّنْيا دَارُ تَعْبٍ وَنَصَبٍ
وَالاخِرَةُ لاَ شيئٌ فِيْهاَ مِنْ هذا للمؤمن
Dunia adalah kampung yang melelahkan
dan penuh derita, adapun akhirat tidak akan tersisa sedikitpun dari semua itu
bagi seorang mukmin
Maroji’ :
Bahjatun Nadzirin, Syaikh Salim Ied Alhilali 1/73