Pertanyaan Kaum Wanita (15)
وعن أسماءَ رضي الله عنها
: أنَّ امْرَأَةً سَأَلَتِ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَتْ : يا رسولَ اللهِ إنَّ ابْنَتِي أصَابَتْهَا الحَصْبَةُ فَتَمَرَّقَ شَعْرُهَا وإنّي زَوَّجْتُهَا ،
أفَأَصِلُ فِيهِ ؟ فقالَ : لَعَنَ اللهُ الوَاصِلَةَ وَالمَوْصُولَةَ
Dari Asma rodliyallohu
anha : Bahwa seorang wanita bertanya kepada nabi shollallohu alaihi wasallam :
Ya rosululloh, sesungguhnya puteriku tertimpa penyakit yang menyebabkan
rambutnya rontok, sementara aku akan menikahkannya. Bolehkah aku menyambung
rambutnya ? Beliau menjawab : Alloh melaknat wanita penyambung rambut dan yang
dimintai untuk menyambung rambutnya [muttafaq alaih]
Hadits di atas memberi kita faedah :
1. Bolehnya mencari
wakil dalam bertanya
Sang ibu mewakili puterinya untuk bertanya kepada nabi
shollallohu alaihi wasallam. Dalam hal ini anak tidak dianggap durhaka kepada
orang tua yang membuat ibunya mendatangi nabi shollallohu alaihi wasallam,
terlebih sifat khas gadis adalah pemalu
2. Haramnya
menyambung rambut
Kendati demi tujuan kebaikan. Sang puteri yang akan menikah
tentu harus berpenampilan menarik di hadapan suaminya nanti. Itu semua tidak
membuat status menyambung rambut kemudian berubah status hukumnya
3. Ujian tidak
boleh menyeret pelakunya kepada perbuatan dosa
Si gadis mendapat cobaan berupa penyakit yang menyebabkan
kerontokan pada rambutnya, sementara rambut adalah mahkota bagi wanita. Kendati
demikian tidak membuat dirinya harus melanggar larangan Alloh. Sungguh islam
menyukai keindahan dengan syarat mengikuti aturan dan norma yang sudah
ditentukan
4. Menyambung
rambut adalah dosa besar
Ini adalah pendapat Syaikh Salim Ied Alhilali. Beliau
beralasan dengan kata “ Alloh melaknat “ sebagaimana kita ketahui bahwa salah
satu criteria dosa besar bila pelakunya mendapat laknat
Maroji’ :
Bahjatun Nadzirin, Syaikh Salim Ied Alhilali 3/142