Kaedah Ahlussunnah Waljamaah
لاَ يَجُوْزُ صَرْفُ شَىءٍ مِنْ أنْوَاعِ الْعِبَادَةِ لِغَيْرِالله
عَزَّوَجَلَّ فهُوَ وَحْدَهُ الْمُسْتَحِقُّ لِلعِبَادَةِ فَلاَ شَرِيْكَ لهُ فِى
رُبُوْبيَّتِهِ وَأُلُوْهِيَّتِهِ وَأسْمَاءِهِ وَصِفاتِهِ فمَنْ صَرَفَ شَيْأً
مِنْ أنْوَاعِ العِبَادَةِ كَالدُّعَاءِ وَالإِسْتِغَاثَةِ وَالإِسْتِعَانَةِ
وَالنَّذْرِ وَالذَّبْحِ وَالتَّوَكُّلِ وَالْخَوْفِ وَالرَّجَاءِ وَنَحْوِهَا
لِغَيْرِالله فَقَدْ أشْرَكَ
Tidak boleh mengalihkan satu dari macam ibadah kepada
selain Alloh azza wajalla, karena Dialah satu-satunya yang berhak untuk
diibadahi maka tidak ada sekutu bagiNya baik dalam hal rububiyahNya,
uluhiyahNya, asma dan sifatNya. Barang siapa yang mengalihkan salah satu bentuk
dari macam ibadah seperti berdoa, istighotsah, isti’anah, nadzar, menyembelih,
tawakal, takut, mengharap dan lain-lain maka ia telah syirik
Penjelasan :
قُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِع مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا
يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا
Katakanlah : Allah lebih mengetahui berapa lamanya
mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan
di bumi. alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya;
tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan dia tidak
mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan hukum [alkahfi:26]
قُلْ إِنَّمَا أَنَا
بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ
كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ
بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Katakanlah : Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa
seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku : Bahwa Sesungguhnya ilah kamu itu
adalah ilah yang satu. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rob, Maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Robnya. [al kahfi :10]
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ
وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka
sebagai arbab (rob-rob) selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih
putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah ilah yang satu, tidak ada
ilah (yang berhak diibadahi) selain Dia. Maha suci Allah dari perbuatan syirik
yang mereka lakukan [ataubah : 31]
Diriwayatkan dari Abu Syaraih bahwa ia dulu diberi kunyah
(sebutan, nama panggilan) “Abul Hakam”, Maka Nabi Shallallahu’alaihi wasallam
bersabda kepadanya :
إن الله هو الحكم، وإليه
الحكم، فقال : إن قومي إذا اختلفوا في شيء أتوني فحكمت بينهم، فرضي كلا الفريقين،
فقال : ما أحسن هذا، فما لك من الولد ؟ قلت : شريح، ومسلم، وعبد الله، قال : فمن
أكبرهم ؟ قلت : شريح، قال : فأنت أبو شريح
Allah Subhanahu wata’ala adalah Al Hakam, dan
hanya kepadaNya segala permasalahan dimintakan keputusan hukumnya, kemudian ia
berkata kepada Nabi Shallallahu’alaihi wasallam : Sesungguhnya kaumku apabila berselisih
pendapat dalam suatu masalah mereka mendatangiku, lalu aku memberikan keputusan
hukum di antara mereka, dan kedua belah pihak pun sama-sama menerimanya, maka
Nabi bersabda : Alangkah baiknya hal ini, apakah kamu punya anak ?
aku menjawab : Syuraih, Muslim dan Abdullah, Nabi bertanya : siapa
yang tertua diantara mereka ? Syuraih jawabku, Nabi bersabda : kalau demikian
kamu Abu Syuraih. [HR Abu
Daud dan ahli hadits lainnya]
وَمَنْ
أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى
يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ
كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ
Dan tiada yang lebih
sesat dari pada orang yang memohon kepada sesembahan-sesembahan selain Allah,
yang tiada dapat mengabulkan permohonannya sampai hari kiamat dan
sembahan-sembahan itu lalai dari (memperhatikan) permohonan mereka. Dan apabila
manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi
musuh mereka dan mengingkari pemujaan mereka [Al Ankabut, 5-6]
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ
الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
Bahwa ada beberapa orang
laki-laki dari manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari
jin, maka jin-jin itu hanya menambah dosa dan kesalahan [Al jin, 6]
Tsabit bin Dhohhak
Radhiallahu’anhu berkata :
نذر رجل أن يذبح إبلا
ببوانة، فسأل النبي فقال : هل كان فيها وثن من أوثان الجاهلية يعبد ؟ قالوا : لا،
قال : فهل كان فيها عيد من أعيادهم ؟ قالوا : لا، فقال رسول الله : أوف بنذرك،
فإنه لا وفاء لنذر في معصية الله ولا فيما لا يملك ابن آدم
Ada seseorang yang
bernadzar akan menyembelih onta di Buwanah, lalu ia bertanya kepada
Rasulullah, maka Nabi bertanya : Apakah di tempat itu ada berhala-berhala yang
pernah disembah oleh orang-orang jahiliyah ? para sahabat menjawab : tidak, dan
Nabipun bertanya lagi : Apakah di tempat itu pernah dirayakan hari raya mereka
? para sahabatpun menjawab : tidak, maka Nabipun menjawab : Laksanakan nadzarmu
itu, karena nadzar itu tidak boleh dilaksanakan dalam bermaksiat kepada Allah,
dan dalam hal yang tidak dimiliki oleh seseorang [HR Abu Daud]
Ali bin Abi Tholib
Radhiallahu’anhu berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda
kepadaku tentang empat perkara :
لعن الله من ذبح لغير الله،
لعن الله من لعن والديه، لعن الله من آوى محدثا، لعن الله من غير منار الأرض
Allah melaknat
orang-orang yang menyembelih binatang bukan karena Allah, Allah melaknat
orang-orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang-orang yang
melindungi orang yang berbuat kejahatan, dan Allah melaknat orang-orang yang
merubah tanda batas tanah [HR Muslim]
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا
تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ الَّذِينَ يُقِيمُونَ
الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan
sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka [al anfal : 2-3]
Dalam hadits marfu’ dari
Abdullah bin ‘Ukaim Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
من
تعلق شيئا وكل إليه
Barang siapa yang
menggantungkan sesuatu (dengan anggapan bahwa barang tersebut bermanfaat atau
dapat melindungi dirinya), maka Allah akan menjadikan orang tersebut selalu
bergantung kepadanya [HR Ahmad dan At
Turmudzi]
Diriwayatkan dari Aisyah,
ra. Bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
من
التمس رضا الله بسخط الناس رضي الله عنه وأرضى عنه الناس، ومن التمس رضا الناس
بسخط الله سخط الله عليه وأسخط عليه الناس
Barangsiapa yang mencari
Ridho Allah sekalipun dengan resiko mendapatkan kemarahan manusia, maka
Allah akan meridhoinya, dan akan menjadikan manusia ridho kepadanya,
dan barangsiapa yang mencari ridho manusia dengan melakukan apa yang
menimbulkan kemurkaan Allah, maka Allah murka kepadanya, dan akan
menjadikan manusia murka pula kepadanya
[HR
Ibnu Hibban]