(Kaedah Ahlussunnah Waljamaah)
مَصْدَر ُالعَقِيْدَةِ هُو َكِتابُ الله عزوجل وَسُنَّةُ رَسُوْلِهِ
صلى الله عليه وسلم وَإجْمَاعُ السَّلَفِ الصَّالِحِ
Sumber dalam memahami aqidah adalah kitabulloh azza
wajalla dan sunnah rosulnya shollallohu alaihi wasallam serta ijma assalaf ash
sholih
Penjelasan :
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ
كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya jika kamu
adalah orang-orang yang beriman [al
anfal : 1]
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ
بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ
نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas
kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin,
kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang Telah dikuasainya itu dan kami
masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. [an nisa:115]
Imam syafi’i menafsirkan “sabiilul mu’minin” : ijma
sahabat (tafsir ibnu Katsir 1/684)
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً
وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ
شَهِيدًا
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (para
sahabat), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu [albaqoroh : 143]
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Kamu (para sahabat) adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah [ali
imron : 110]
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ
آَمِنُوا كَمَا آَمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آَمَنَ السُّفَهَاءُ
أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ
Apabila dikatakan kepada mereka : Berimanlah kamu
sebagaimana orang-orang lain telah beriman. mereka menjawab : Akan berimankah
Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman ? Ingatlah,
Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu [albaqoroh : 13]
فَإِنْ آَمَنُوا بِمِثْلِ
مَا آَمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي
شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah
beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka
berpaling, Sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka
Allah akan memelihara kamu dari mereka. dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi
Maha mengetahui [albaqoroh : 137]
وقال محمد سمِعْتُ عَلِىَّ بن شَقِيْقٍ
يَقُوْلُ سَمِعْتُ عبد الله بن المبارك يَقُوْلُ عَلَى رُءُوْسِ النَّاسِ دَعُوْا
حَدِيْثَ عَمْرُو بن ثاَبِتٍ فَإنَّهُ يَسُبُّ السَّلَفَ رواه مسلم
Muhammad berkata : aku mendengar ali ibnu Syaqiq
berkata : aku mendengar Abdulloh bin Mubarok berbicara di hadapan manusia ”
tinggalkan hadits yang diriwayatkan Amru Ibnu Tsabit karena ia suka mencela
assalaf “ [HR Muslim]