Angin Yang Merusak (3)
Ketika musim kemarau berkepanjangan tentu akan membuat
sumber-sumber mata air mengering.
Masyarakatpun sangat berharap turunnya hujan. Tentu mereka akan gembira ketika
awan terlihat.
Ternyata justru itu tidak terjadi pada diri nabi shollallohu
alaihi wasallam. Akan tampak raut ketakutan pada wajah beliau di saat melihat
awan sebagaimana yang dituturkan oleh Aisyah :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ وَإِذَا تَخَيَّلَتِ
السَّمَاءُ تَغَيَّرَ لَوْنُهُ وَخَرَجَ وَدَخَلَ وَأَقْبَلَ وَأَدْبَرَ فَإِذَا
مَطَرَتْ سُرِّىَ عَنْهُ فَعَرَفْتُ ذَلِكَ فِى وَجْهِهِ. قَالَتْ عَائِشَةُ
فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ لَعَلَّهُ يَا عَائِشَةُ كَمَا قَالَ قَوْمُ عَادٍ (فَلَمَّا
رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا
Dari Aisyah berkata : Bila langit berawan, berubahlah raut
wajah beliau yang membuat beliau masuk dan keluar, menghampiri dan menjauh.
Ketika hujan benar-benar turun maka beliau akan nampak bahagia dan itu terlihat
dari rona di wajahnya. Aisyah berkata : Aku menanyakan kepada beliau. Beliau
menjawab : Wahai Aisyah, boleh jadi kegembiraan itu seperti yang terjadi pada
kaum Ad (kaum nabi Hud) Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang
menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka : "Inilah awan yang akan
menurunkan hujan kepada kami". (Bukan! bahkan Itulah azab yang kamu minta
supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih) [HR Muslim]