Menenggelamkan Qorun Dan Kekayaannya




Manfaat Tanah (7) 

Qorun adalah sepupu nabi Musa alaihissalam. Harta yang melimpah menjerumuskannya ke dalam kekufuran. Kekayaan dan kesombongannya difirmankan oleh Alloh :

إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآَتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ
Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, Maka ia berperilaku melampaui batas terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat

Melihat kepongahannya, kaumnya mengingatkan :

لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Janganlah kamu terlalu bangga; Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diridan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan

Dengan sikapnya yang pongah, Qorun menjawab nasehat tulus itu dengan berkata :

 قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي
Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku

Ia tidak sadar bahwa apa yang ia miliki semuanya berasal dari Alloh. Selanjutnya, Qorun keluar memamerkan kekayaan yang ia miliki :

 فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ
Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya

Melihat kekayaan yang ia miliki, sebagian manusia yang tidak berilmu silau hingga terbayang seandainya mereka juga memiliki apa yang dimiliki Qorun :

 قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia : Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar

Dengan sigap para ulama mengingatkan kekaguman masyarakat agar jangan ikut terlena dengan dunia yang ada pada sisi Qorun :

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu : Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar

Tidak lama setelah itu, Alloh memperlihatkan kekuasaannya dengan meneggelamkan Qorun beserta kekayaannya di bumi :

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ
Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia Termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

Melihat peristiwa ini, masyarakat yang sempat terkagum kepada Qorun dan kekayaannya bersyukur kepada Alloh karena tidak dijadikan sebagai bagian dari Qorun :

وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلَا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ  
Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata : Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)

Kisah di atas, Alloh firmankan di surat alqoshosh ayat 76-82. Semoga kita bisa mengambil manfaat, tidak silau dengan kehidupan dunia. Nas alulloha al’afiyah



K
L
L