Manfaat Tanah (8)
Islam mengatur cara memuji dan mencela. Bila melihat
kesalahan saudaranya maka jangan melakukannya di hadapan banyak orang karena
akan menjatuhkan martabat dan itu akan membuatnya malu. Pastikan ketika manusia
sudah berlalu, sehingga tidak ada yang tersisa kecuali berdua, barulah untaian
nasehat disampaikan. Cara seperti ini nampaknya jauh lebih bersahabat dan
terasa manfaatnya.
Sebaliknya bila melihat kelebihan yang dimiliki oleh
seseorang maka jangan pula dilakukan di hadapan sekelompok manusia, kenapa ?
Karena akan merusak keikhlasannya. Boleh jadi ia melakukan amal sholih yang ia
sembunyikan sehingga ia berada di atas keikhlasan, akan hancur gara-gara kita
ekspos kebaikannya. Terselip di hatinya kebanggaan yang sebelumnya tidak ia dapati
pada dirinya.
Lakukanlah pujian itu saat yang bersangkutan tidak ada di
tempat. Sebutkan semua amalnya agar bisa ditiru teman-temannya. Cara ini sesuai
dengan sabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ هَمَّامِ بْنِ الْحَارِثِ أَنَّ رَجُلًا
جَعَلَ يَمْدَحُ عُثْمَانَ فَعَمِدَ الْمِقْدَادُ فَجَثَا عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَكَانَ
رَجُلًا ضَخْمًا فَجَعَلَ يَحْثُو فِي وَجْهِهِ الْحَصْبَاءَ فَقَالَ لَهُ عُثْمَانُ
مَا شَأْنُكَ فَقَالَ إِنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَأَيْتُمْ الْمَدَّاحِينَ
فَاحْثُوا فِي وُجُوهِهِمْ التُّرَابَ
Dari Hammam bin Al Harits bahwa seseorang memuji Utsman
lalu Al Miqdad menghampirinya kemudian berlutut di atas kedua lututnya, setelah
itu menaburkan pasir diwajahnya. Utsman berkata padanya: Kamu kenapa ? Al
Miqdad berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda : "Bila
kalian melihat orang-orang memuji, taburkan tanah diwajahnya [HR
Muslim]
عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه قال : سَمِعَ النَّبِيُّ صلى الله
عليه وسلم رَجُلاً يُثْنِي عَلَى رَجُلٍ وَيُطْرِيهِ في المِدْحَة ، فقالَ :
أهْلَكْتُمْ أوْ قَطَعْتُمْ ظَهْرَ الرَّجُلِ
Dari Abu Musa Al Asy’ari rodliyallohu anhu, berkata : Nabi
shollallohu alaihi wasallam mendengar seorang memuji orang lain dan terus
berlebihan dalam memuji. Beliau bersabda : Kalian telah membinasakan atau
memotong punggung manusia [muttafaq alaih]