Semua Karena Cinta



Khutbah Idul Fitri 1437

إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ , نَحْمَدُهُ , وَنَسْتَعِينُهُ , وَنَسْتَغْفِرُهُ , وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا , مَنْ يَهْدِهِ اَللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Alloh

Sudah tidak terhitung, berapa kali Alloh pertemukan kita dengan idul fitri. Perasaan bahagia dan sedih bercampur menjadi satu. Bahagia karena seluruh rangkaian ibadah di bulan romadlon telah kita selesaikan dengan baik. Sedih karena dengan berakhirnya bulan mulia ini berarti masjid-masjid kembali sepi, ketaatan berkurang sementara kemaksiatan meningkat seiring dengan dilepaskannya setan dari belenggunya.

Terlepas dari itu semua, pada hari ini kita akan bicarakan tentang alhubbu fil islam (cinta dalam islam)

Seorang ibu mendekap dan menyusui anaknya karena cinta
Seorang begitu ringan untuk menginfaqkan hartanya karena cinta
Begitu tenangnya Sa’id bin Jubair menghadapi hukum penggal yang menimpa dirinya karena cinta
Istri begitu patuh kepada suami, sementara suami begitu setia kepada pasangannya karena cinta

Karena cinta wajah-wajah akan berbinar, bibir tersenyum, mata akan bercahaya
Karena cinta terjadi pelukan, kasih sayang dan kelembutan
Karena cinta seorang bisa menikmati bacaan alquran hingga tidak sadar sudah berapa juz yang sudah ia selesaikan
Karena cinta para sahabat rela meninggalkan Mekah untuk berhijrah ke Madinah
Karena cinta seorang rela pergi berperang, nyawa melayang, istri menjadi janda dan anak menjadi yatim
Karena cinta seorang yang terlelap tidur akan segera bangkit untuk menunaikan sholat dan bermunajat di malam hari
Karena cinta teman sakit ditengok, orang mati dita’ziyahi dan diurusi hingga liang lahat
Karena cinta, mushibah terasa ni’mat, ujian dinilai sebagai tanda kasih sayang dari Alloh Yang Maha Rohman
Karena cinta seorang bersabar saat sakit, hati tenang ketika mendapat musibah, ridlo ditetapkan sebagai faqir, tidak rendah diri karena bertubuh cacat

Bila cinta sudah hilang, terjadilah pemutusan tali silaturohim, suudzon alias buruk sangka, permusuhan yang tidak ada ujung
Bila cinta sirna wajah terlihat cemberut, senyuman yang kecut
Bila cinta telah lenyap, semua kata-kata orang lain terasa menyakitkan, semua perbuatan teman akan dianggap salah, semua kebaikan dinilai sebagai keburukan
Bila cinta sudah pudar, seorang murid tidak akan memahami pelajaran, santri akan meninggalkan pesantrennya, istri tidak mematuhi suami, hubungan badan terasa hambar

Setelah kita memahami ini semua, maka ketahuilah cinta yang benar adalah mencintai Alloh dan rosulNya melebihi kecintaan kepada yang lainnya :

أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما
Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari pada yang lain

Karena sabda nabi shollallohu alaihi wasallam inilah menyebabkan Abu Ubaidah Ibnu Jarroh membunuh bapaknya pada perang badar, Sa’ad bin Malik membiarkan ibunya mogok makan karena menginginkan anaknya kembali kepada ajaran nenek moyang, Shuhaib Arrumi meninggalkan empat kotak emasnya demi berhijrah ke Madinah
Yang kedua, cinta yang benar adalah mencintai seseorang karena Alloh

وأن يحب المرء لا يحبه إلا لله  
mencintai seseorang tiada lain hanya karena Allah

Inilah yang sudah banyak memudar di hati sebagian umat islam. Banyak di antara kita hafal nama-nama pemain kesebelasan yang bernomer punggung sepuluh, akan tetapi kebingungan manakala diminta untuk menyebut al asyroh almubasy syiruuna biljannah (sepuluh sahabat yang dijamin masuk ke dalam aljannah)

Ketika ahlussunnah di Suriah dan Yaman dibantai, muslim di Palestina dijajah Israel, saudara kita di Afghanistan diperangi, karena itulah menyebabkan sebagian umat islam pergi ke tempat-tempat itu maka penguasa-penguasa yang pernah mengucapkan kalimat syahadat itu menghalang-halangi cita-cita mereka, tidak sedikit ditangkap, para mujahid itu mereka sebut sebagai teroris. Padahal mereka sedang melakukan faridloh yang disebut oleh Syaikh Abdulloh Azzam :

الدِّفَاعُ عَنْ أرَاضِى الْمُسْلِمِ مِنْ أهَمِّ فُرُوْضِ الأَعْيَانِ
Membela tanah air umat islam termasuk fardlu a’in yang paling tinggi

Mereka tidak sadar, bukankah teroris sebenarnya adalah para penjajah itu !? Kenyataannya mereka justru bersekutu dengan penjajah dan ikut membantu program-program mereka.
Pantas saja, Abdulloh bin Abbas berkata :

وقد صار عامة مؤاخاة الناس على أمر الدنيا، وذلك لا يجدي على أهله شيئا
Pada umumnya persahabatan yang dijalin di antara manusia dibangun atas dasar kepentingan dunia, dan itu tidak berguna sedikitpun baginya

Yang ketiga, cinta yang benar adalah :

وأن يكره أن يعود في الكفر بعد أن أنقذه الله منه كما يكره أن يقذف في النار
Benci (tidak mau kembali) kepada kekafiran setelah ia diselamatkan oleh Allah darinya, sebagaimana ia benci kalau dicampakkan ke dalam api

Itulah yang terjadi pada diri Abdulloh bin Khudzafah, tidak bergeming, hatinya teguh tidak sudi murtad ketika dipaksa oleh raja Romawi untuk masuk Kristen meski ia harus menghadapi hukuman rebus di tempayan yang besar. Ini berbeda dengan sebagian orang yang rela melepaskan ikatan aqidah, tanpa ancaman kecuali sekedar iming-iming duniawi.

Inilah cinta yang benar, semoga kita berada di dalamnya. Semoga cinta kita adalah cinta yang berbalas, sebagaimana firman Alloh :

يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ
Alloh mencintai mereka dan merekapun mencintai Alloh  [almaidah : 54]
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
Alloh meridloi mereka, merekapun ridlo kepada Alloh  [attaubah : 100]

Wal iyaadzu billah, kita berlindung kepada Alloh semoga cinta kita bukan cinta yang tertolak sebagaimana orang mencintai Isa alaihissalam dengan cinta yang tidak benar, atau mencintai Ali rodliyallohu anhu dengan cara berlebihan hingga mengakfirkan sebagian besar para sahabat rodliyallohu anhum, atau beribadah begitu tulus karena Alloh akan tetapi tidak berada di atas sunnah rosulNya, tidak akan ia dapatkan di akhirat kecuali kerugian :

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا  الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
103. Katakanlah : Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi amal ibadahnya ?
104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia amalnya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya  [alkahfi : 103-104]

Inilah mau’idzoh hasanah idul fitri 1437 H, taqobbalalloh minnaa waminkum