Istighfar (19)
Saat meninggal, mata Abu Salamah mati terbelalak lalu beliau
memejamkannya seraya menerangkan akan terbukanya mata si jenazah dengan
bersabda :
إِنَّ اَلرُّوحَ إِذَا قُبِضَ, اتَّبَعَهُ الْبَصَرُ
Sesungguhnya
ruh itu bila dicabut maka pandangannya mengikutinya
Ketika ada sebagian keluarga yang menjerit dan terlihat
mereka akan mengeluarkan satu kalimat, beliau mengingatkan :
لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلَّا بِخَيْرٍ. فَإِنَّ
اَلْمَلَائِكَةَ تُؤَمِّنُ عَلَى مَا تَقُولُونَ
Janganlah
kamu berdoa untuk dirimu sendiri kecuali demi kebaikan, karena sesungguhnya
malaikat itu mengamini apa yang kamu ucapkan
Selesai memberi nasehat, selanjutnya beliau mendoakan Abu
Salamah :
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِأَبِي سَلَمَةَ, وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي اَلْمَهْدِيِّينَ, وَافْسِحْ
لَهُ فِي قَبْرِهِ, وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ, وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ
Ya Allah berilah ampunan kepada Abu Salamah, tinggikanlah
derajatnya ke tingkat orang-orang yang mendapat petunjuk, lapangkanlah baginya
dalam kuburnya, terangilah dia didalamnya, dan berilah penggantinya dalam
turunannya [HR Muslim]
Demikianlah permohonan ampun bagi Abu Salamah, beliau
panjatkan. Ini juga merupakan tuntunan bagi kita untuk memohon maghfiroh bagi
si mayit ketika kita mengetahui akan kematiannya.