Istighfar (42)
Suatu hari, Hasan Albashri didatangi empat orang untuk
menanyakan beberapa pertanyaan padanya. Orang pertama mengeluhkan akan aljadb
(kekeringan) yang menimpa negerinya, iapun menyarankan untuk beristighfar.
Orang kedua mengeluhkan akan kefakiran, ia memberi solusi agar beristighfar.
Orang ketiga menyampaikan keinginannya untuk memiliki keturunan, ia perintahkan
tamunya untuk beristighfar dan ketika orang keempat bercerita atas kekeringan
yang menimpa kebun-kebun, jawabannya tetap sama, yaitu istighfar.
Arrobi’ Bin Shubaih berkata : Datang kepadamu beberapa orang
dengan menyampaikan berbagai keluhan dan bertanya yang beraneka ragam,
sementara engkau memerintahkan mereka untuk beristighfar ? Hasan Albashri
berkata : Aku tidak menjawab dengan jawaban pribadiku, melainkan aku mengikuti
firman Alloh ketika bercerita tentang Nuh alaihissalam :
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ
إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ
السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ
وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
10. Maka Aku katakan
kepada mereka : Mohonlah ampun kepada Robmu, sesungguhnya dia adalah Maha
Pengampun
11. Niscaya dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
12. Dan membanyakkan
harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula
di dalamnya) untukmu sungai-sungai [nuh : 10-12]
Riwayat ini menunjukkan kepada kita bahwa semua solusi hidup
bisa diselesaikan dengan istighfar
Maroji’ :
Ruhul Ma’ani Fi Tafsir Alquran Al’adzim Wassab’ul Matsani,
Syihabuddin Mahmud Ibnu Abdillah Alhusaini Al Alusi (maktabah syamilah) hal 570