Tergesa-Gesa (6)
Saat safar, kita mengenal istilah jama’
ta’khir. Menggabungkan sholat dzuhur dan ashar ditunaikan di waktu ashar atau
menggabungkan sholat maghrib dan isya dilaksanakan pada waktu isya. Inilah yang
dicontohkan oleh rosul kita sebagaimana yang dituturkan oleh Anas Bin Malik :
عَنْ أَنَسٍ كَانَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا اِرْتَحَلَ قَبْلَ أَنْ تَزِيغَ اَلشَّمْسُ
أَخَّرَ اَلظُّهْرَ إِلَى وَقْتِ اَلْعَصْرِ, ثُمَّ نَزَلَ فَجَمَعَ بَيْنَهُمَا
Anas Radliyallaahu
'anhu berkata : Biasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila
berangkat dalam bepergian sebelum matahari tergelincir, beliau mengakhirkan
sholat Dhuhur hingga waktu Ashar. Kemudian beliau turun dan menjamak kedua
sholat itu [muttafaq alaih]
Boleh jadi menjelang
pelaksanaan sholat, perut kita lapar sementara makanan sudah tersedia di meja.
Atau perut sakit yang membuat isi perut harus dikeluarkan. Tidak usah bimbang
dan ragu. Silahkan makan bagi yang lapar dan masuk wc bagi yang sudah tidak
bisa menahan untuk buang air meski iqomat sudah berkumandang. Kepada keduanya,
islam menjamin :
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُ أَنَّ
رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِذَا قُدِّمَ اَلْعَشَاءُ فَابْدَءُوا
بِهِ قَبْلَ أَنْ تُصَلُّوا اَلْمَغْرِبَ
Dari Anas
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
Apabila makan malam telah dihidangkan makanlah dahulu sebelum engkau sholat
Maghrib [Muttafaq Alaihi]
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ
عَنْهَا قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ لَا
صَلَاةَ بِحَضْرَةِ طَعَامٍ وَلَا هُوَ يُدَافِعُهُ الْأَخْبَثَانِ
Dari 'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu bahwa dia berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda : Tidak diperbolehkan sholat di depan hidangan
makanan dan tidak diperbolehkan pula sholat orang yang menahan dua kotoran
(buang air besar dan kecil)
Pada puncak musim
panas yang ada di Arab Saudi, tentu melaksanakan sholat dzuhur adalah problem
bagi para sahabat. Terlebih masjid yang belum beratap dan lantai yang masih
berbentuk pasir. Tentu sengatan matahari akan menimbulkan efek panas yang luar
biasa. Rahmat syariat islam membuat pelaksanaan sholat dzuhur bisa ditunda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا اِشْتَدَّ اَلْحَرُّ فَأَبْرِدُوا
بِالصَّلَاةِ فَإِنَّ شِدَّةَ اَلْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ
Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
Apabila panas sangat menyengat maka tunggulah waktu dingin untuk menunaikan
shalat karena panas yang menyengat itu sebagian dari hembusan neraka jahannam
[Muttafaq Alaihi]
Sholat tahajud bisa
saja ditunaikan pukul sebelas malam. Akan tetapi bagi yang ingin menunaikannya
di akhir malam, tentu ini cara yang lebih baik. Sholat malam yang diakhiri
dengan witir sangat dianjurkan dilaksanakan menjelang shubuh. Oleh karena itu
nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ
رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَوْتِرُوا قَبْلَ
أَنْ تُصْبِحُوا
Dari Abu Said
Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda : Sholat witir-lah sebelum engkau masuk waktu Shubuh [HR Muslim]
Ini adalah sedikit contoh, betapa islam memberi
kemudahan bagi umatnya. Terbukti tidak selamanya ibadah dikerjakan di awal
waktu. Kalau begitu, kenapa mesti tergesa-gesa ?