Lailatul Qodar Ada Di Malam Ganjil




                                        Ganjil Dan Genap Dalam Islam (11) 

Puncak kebaikan romadlon ada di sepuluh hari terakhir. Di dalamnya terdapat lailatul qodar (malam kemuliaan) yang setara dengan seribu bulan. Tidak ada dalil pasti pada malam keberapa itu terjadi. Hanya saja rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi satu ciri, yaitu pada malam-malam ganjil terutama di tujuh hari terakhir :

عَنْ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أُرُوا لَيْلَةَ اَلْقَدْرِ فِي اَلْمَنَامِ, فِي اَلسَّبْعِ اَلْأَوَاخِرِ, فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي اَلسَّبْعِ اَلْأَوَاخِرِ, فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي اَلسَّبْعِ اَلْأَوَاخِرِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa beberapa shahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melihat lailatul qadr dalam mimpi tujuh malam terakhir, maka Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, aku telah ditunjukkan kebenaran tentang mimpimu pada tujuh malam yang terakhir, maka barangsiapa ingin mencarinya hendaknya ia mencari pada tujuh malam terakhir  [Muttafaq Alaihi]

Terlepas dari 40 perbedaan pendapat para ulama tentang malam turunnya lailatul qodar yang dijabarkan Ibnu Hajar dalam fathul bari, yang jelas rosululloh shollallohu alaihi wasallam selalu bersungguh-sungguh di sepuluh hari terakhir baik di malam ganjil atau malam genap sebagaimana yang dituturkan oleh Aisyah :


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ أَيْ اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila memasuki sepuluh hari yakni sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya [Muttafaq Alaihi]