Ganjil Dan Genap Dalam Islam (12)
(1) Ini berlaku saat mengguyur jenazah ketika
memandikannya dan mengepang rambut bagi wanita setelah dimandikan :
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ رَضِيَ
اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: دَخَلَ عَلَيْنَا اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم
وَنَحْنُ نُغَسِّلُ ابْنَتَهُ، فَقَالَ: "اغْسِلْنَهَا ثَلَاثًا, أَوْ
خَمْسًا, أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ, بِمَاءٍ وَسِدْرٍ,
وَاجْعَلْنَ فِي الْآخِرَةِ كَافُورًا, أَوْ شَيْئًا مِنْ كَافُورٍ"،
فَلَمَّا فَرَغْنَا آذَنَّاهُ, فَأَلْقَى إِلَيْنَا حِقْوَهُ.فَقَالَ:
"أَشْعِرْنَهَا إِيَّاهُ" مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِي رِوَايَةٍ:
ابْدَأْنَ بِمَيَامِنِهَا وَمَوَاضِعِ اَلْوُضُوءِ مِنْهَا وَفِي لَفْظٍ
ِللْبُخَارِيِّ: فَضَفَّرْنَا شَعْرَهَا ثَلَاثَةَ قُرُونٍ, فَأَلْقَيْنَاهُ
خَلْفَهَا
Ummu Athiyyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ketika
kami sedang memandikan jenazah puterinya, lalu beliau bersabda:
"Mandikanlah tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu. Jika kamu pandang
perlu pakailah air dan bidara, dan pada yang terakhir kali dengan kapur barus
:kamfer) atau campuran dari kapur barus." Ketika kami telah selesai, kami
beritahukan beliau, lalu beliau memberikan kainnya pada kami seraya bersabda:
"Bungkuslah ia dengan kain ini." Muttafaq Alaihi. Dalam suatu
riwayat: "Dahulukan bagian-bagian yang kanan dan tempat-tempat
wudlu." Dalam suatu lafadz menurut Bukhari: Lalu kami pintal rambutnya
tiga pintalan dan kami letakkan di belakangnya.
(2) Kain kafan berjumlah ganjil
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ
عَنْهَا قَالَتْ: كُفِّنَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي ثَلَاثَةِ
أَثْوَابٍ بِيضٍ سَحُولِيَّةٍ مِنْ كُرْسُفٍ, لَيْسَ فِيهَا قَمِيصٌ وَلَا
عِمَامَةٌ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Aisyah Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dikafani dengan tiga
kain putih bersih dari kapas, tanpa ada baju dan surban padanya. [Muttafaq
Alaihi]
(3) Jumlah takbir
sholat jenazah
Meski empat takbir
adalah jumlah yang paling masyhur, akan tetapi rosululloh shollallohu alaihi
wasallam juga pernah menunaikannya dengan lima kali takbir :
عَنْ عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي
لَيْلَى قَالَ كَانَ زَيْدُ بْنُ
أَرْقَمَ يُكَبِّرُ عَلَى جَنَائِزِنَا أَرْبَعًا, وَإِنَّهُ كَبَّرَ عَلَى
جَنَازَةٍ خَمْسًا, فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم يُكَبِّرُهَا رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَالْأَرْبَعَةُ
Abdurrahman Ibnu Abu
Laila berkata: Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu 'anhu biasanya bertakbir empat
kali atas jenazah di antara kami, tetapi ia pernah bertakbir lima kali atas
suatu jenazah. Lalu aku tanyakan hal itu padanya, ia menjawab: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertakbir seperti ini. Riwayat Muslim dan Imam
Lima.
(4 ) Formasi shof
عَنْ مَالِكِ بْنِ
هُبَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيُصَلِّى عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ صُفُوفٍ
مِنَ الْمُسْلِمِينَ إِلاَّ أَوْجَبَ
Dari Malik Bin Hubairoh berkata : Rosululloh
shollallohualaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang muslim mati lalu
disholatkan 3 shof dari kaum muslimin kecuali wajib [HR Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah]
Apa yang dimaksud dengan aujaba (wajib) ?
Penulis tuhfatul ahwadzi berkata :
فَمَعْنَى أَوْجَبَ أَيْ
أَوْجَبَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ أَوْ أَوْجَبَ مَغْفِرَتَهُ وَعْدًا مِنْهُ
وَفَضْلًا .
Makna aujaba (wajib) adalah Alloh memastikan
baginya aljannah atau Alloh memastikan baginya ampunan sebagai janji dan
kemuliaan dariNya.
Dan jangan lupa, mayit akan ditanya tiga hal di
alam kubur, yaitu : Siapa Robmu ? Siapa nabimu ? Dan apa agamamu ? Pentingnya
masalah ini hingga Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab menulis risalah “ Utsul
Tsalatsah “ Tiga landasan utama yang membahas tentang Rob, rosul dan addin.
Maroji’ :
Tuhfatul ahwadzi 3/85