Sholat sunnah antara ganjil dan genap.




                                                       Ganjil Genap Dalam Islam (7) 

Mayoritas sholat sunnah memiliki rokaat genap. Diantaranya bisa kita dapatkan dari sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ حَفِظْتُ مِنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَشْرَ رَكَعَاتٍ : رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ اَلظُّهْرِ , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ , وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ اَلصُّبْحِ  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِي رِوَايَةٍ لَهُمَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلْجُمْعَةِ فِي بَيْتِهِ  

Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata : Aku menghapal dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam 10 rakaat yaitu : dua rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah Isya' di rumahnya, dan dua rakaat sebelum Shubuh. Muttafaq Alaihi. 

Dalam suatu riwayat Bukhari-Muslim yang lain : Dan dua rakaat setelah Jum'at di rumahnya.

عَنْ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  صَلَاةُ اَللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى  
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Sholat malam itu dua du [Muttafaq Alaihi]

Dua dalil ini sudah cukup menggambarkan betapa sholat sunnah memiliki bilangan genap daam rokaatnya. Hanya ada satu sholat sunnah yang ditunaikan dengan bilangan ganjil yaitu sholat witir. Tentang ganjilnta witir disabdakan nabi shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ اَلْأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ اَلْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ , مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ , وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ , وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ رَوَاهُ اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا اَلتِّرْمِذِيَّ  
Dari Ayyub al-Anshory bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Witir itu hak bagi setiap muslim. Barangsiapa senang sholat witir lima rakaat hendaknya ia kerjakan, barangsiapa senang sholat witir tiga rakaat hendaknya ia kerjakan, barangsiapa senang sholat witir satu rakaat hendaknya ia kerjakan   [HR Imam Empat kecuali Tirmidzi] 

Ketika witir dilaksanakan dengan rokaat ganjil, demi menjaga rumusan ini maka syariatkan melarang menunaikan sholat witir dua kali dalam semalam karena akan berakibat genap. Oleh karena itu nabi shollllohu laihi wasallam bersabda :

عَنْ طَلْقٍ بْنِ عَلِيٍّ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتَ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ  لَا وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ  
Tholq Ibnu Ali berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Tidak ada dua witir dalam satu malam [HR Ahmad dan Imam tiga]

Ketika 11 rokaat sholat malam merupakan kebiasaan nabi shollallohu alaihi wasallam, ternyata bilangan ini berubah menjadi genap, yaitu 12 rokaat manakala beliau luput darinya karena ada penghalang seperti sakit. Itu berarti witir yang tadinya ganjil menjadi genap :

عن عائشة رضي الله عنها ، قَالَتْ : كَانَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم إِذَا فَاتَتْهُ الصَّلاةُ مِنَ اللَّيلِ مِنْ وَجَعٍ أَوْ غَيرِهِ، صَلَّى مِنَ النَّهارِ ثنْتَيْ عَشرَةَ رَكْعَةً . رواه مسلم .
Dari Aisyah rodliyallohu anha, berkata : Rosululloh, bila luput dari sholat malam karena sakit atau lainnya maka beliau menunaikannya di siang hari sejumlah 12 rokaat  [HR Muslim]