Kwalitas dan keberkahan sahabat




                                     Sahabat Dalam Timbangan Aqidah (4) 

(1) Mereka adalah manusia terbaik yang berhak mendampingi rosululloh shollallohu alaihi wasallam

Ini berdasarkan perkataan Abdulloh Bin Mas’ud :

ولقد صدق عبد الله بن مسعود رضي الله عنه في وصفهم، حيث قال: إن الله نظر في قلوب العباد، فوجد قلب محمد خير قلوب العباد، فاصطفاه لنفسه، وابتعثه برسالته، ثم نظر في قلوب العباد بعد قلب محمد صلى الله عليه وسلم، فَوَجَدَ قُلُوبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوبِ الْعِبَادِ، فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ، يُقَاتِلُونَ عَلَى دِينِهِ، فَمَا رَآهُ الْمُسْلِمُونَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ حَسَنٌ، وَمَا رَأَوْهُ سَيِّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ سَيِّئٌ وَقَدْ رَأَى أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ جَمِيعًا أَنْ يَسْتَخْلِفُوا أَبَا بَكْرٍ
Sesungguhnya Alloh melihat di hati-hati hambaNya. Ditemukanlah hati Muhammad adalah sebaik-baik hati para hamba. Selanjutnya Alloh memilihnya dan mengutusnya dengan risalahNya. Kemudian Alloh melihat di hati-hati hamba setelah hati Muhammad shollallohu alaihi wasallam maka ditemukanlah hati-hati para sahabatnya adalah sebaik-baik hati para hamba Alloh. Allohpun menjadikan mereka sebagai pembantu yang mendampingi nabiNya yang selalu berperang atas dasar agamaNya. Apa saja yang dinilai kaum muslimin (para sahabat) baik, maka di sisi Alloh adalah baik. Apa saja yang dinilai oleh mereka buruk, maka di sisi Alloh adalah keburukan. Seluruh sahabat telah bersepakat untuk mengangkat Abu Bakar sebagai kholifah.

(2) Mereka memiliki hak untuk diikuti

Abdulloh Bin Mas’ud berkata :

مَنْ كان مُسْتنّا فَلْيَسْتن بمَنْ قَدْ مَاتَ أولئكَ أَصْحابُ مُحمد صلى الله عليه وسلم كانوا خَيرَ هذه الأمَّة ، وأَبَرها قُلوبا ، وأَعْمقَها عِلْما ، وأَقَلّها تَكلفا ، قَوم اخْتارَهُمُ اللهُ لِصُحْبَة نَبيه صلى الله عليه وسلم ونَقلِ دينه فَتَشبَّهوا بأَخْلاقِهِم وطَرائِقِهم ؛ فَهُمْ كانوا عَلَى الهَدْي المُستقِيم 

Barangsiapa yang ingin mengamalkan sunnah maka ikutilah sunnah yang pernah dipraktekkan oleh orang-orang yang telah mati, mereka itulah para sahabat Muhammad shollallohu alaihi wasallam. Itu dikarenakan mereka adalah sebaik-baik umat, paling baik hatinya, paling mendalam ilmunya, paling sedikit takallufnya. Mereka adalah kaum yang dipilih oleh Alloh untuk mendampingi nabiNya shollallohu alaihi wasallam dan menyampaikan ajaran dinNya kepada kaum yang datang sesudahnya. Tirulah akhlaq dan jalan hidupnya karena mereka berada di atas petunjuk yang lurus.

Khudzaifah Alyaman berkata :

كلّ عبادة لم يَتَعبدْ بها أَصْحابُ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وآله وسلم فلاَ تَتَعبَّدوا بها ؛ فإِن الأَوَّلَ لَمْ يَدع للآخِر مَقالا ؛ فاتَّقوا اللهَ يا مَعْشَر القرَّاء ، خُذوا طَريقَ مَنْ كان قَبلكُم
 
Setiap ibadah yang tidak pernah dipraktekkan oleh para sahabat rosululloh shollallohu alaihi wasallam, janganlah kalian lakukan. Karena generasi awal tidak pernah meninggalkan (menyembunyikan) bagi generasi selanjutnya perkataan (ajaran nabi shollallohu alaihi wasallam). Bertaqwalah wahai para qurro (ahli alquran) ! Ambillah jalan orang-orang sebelum kalian

Imam Malik berkata : 

لَنْ يَصْلُحَ آخرُ هَذهِ الأمةِ إِلاَّ بما صَلُحَ بهِ أَوَّلها
 Tidak akan baik akhir perjalanan  umat ini kecuali meniru kebaikan dari generasi pertamanya (sahabat)

Imam Ahmad Bin Hanbal berkata :

أصولُ السنَّة عنْدَنا : التمسك بما كان عَليه أَصْحاب رَسُول الله صلى الله علَيه وعلى آله وسلَّم والاقْتداءُ بهم ، وتَرك البدَع ، وكل بدعة فهيَ ضَلالة
 
Ushulus sunnah (dasar dalam memahami sunnah) bagi kami adalah berpegang teguh kepada apa saja yang ada pada para sahabat rosululloh shollallohu alaihi wasallam, mengikuti mereka, meninggalkan bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat

(3) Mereka hidup di sebaik-baik masa


عَنْ عِمْرَانَ بْن حُصَيْنٍ رضى الله عنهما  يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ  صلى الله عليه وسلم خَيْرُ أُمَّتِى قَرْنِى ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ  قَالَ عِمْرَانُ فَلاَ أَدْرِى أَذَكَرَ بَعْدَ قَرْنِهِ قَرْنَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا  ثُمَّ إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ ، وَيَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ ، وَيَنْذُرُونَ وَلاَ يَفُونَ ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ
Dari Imron bin Hushain : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sebaik-baik umatku adalah mereka yang hidup pada masaku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya lagi. Imran berkata : Aku tidak ingat lagi apakah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyebutkan generasi setelah masa beliau dua kali atau tiga ? Kemudian akan ada setelah masa kalian orang-orang yang memberikan kesaksian sebelum ia diminta, mereka berkhianat dan tidak dapat dipercaya, mereka bernadzar tapi tidak memenuhi nadzarnya, dan badan mereka tampak gemuk-gemuk  [HR Bukhori Muslim]

(4) Kecintaan dan kebencian kepada sahabat adalah barometer keimanan dan kemunafikan

عن الْبَرَاء رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم أَوْ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم الأَنْصَارُ لاَ يُحِبُّهُمْ إِلاَّ مُؤْمِنٌ وَلاَ يُبْغِضُهُمْ إِلاَّ مُنَافِقٌ فَمَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللَّهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللَّهُ
Dari Barro bin Azib rodliyallohu anhu : Aku mendengar nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Al Anshor, tidaklah yang mencintai mereka kecuali mukmin. Tidaklah membenci mereka kecuali munafiq. Barangsiapa mencintai mereka, Alloh akan mencintai mereka dan barangsiapa yang membenci mereka maka Alloh akan membenci mereka  [HR Muslim]

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ آيَةُ الإِيمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ ، وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الأَنْصَارِ
Dari Anas bin Malik rodliyallohu anhu : Dari nabi shollallohu alaihi wasallam Ciri iman adalah mencintai anshor dan cirri kemunafikan adalah membenci anshor  [HR Muslim]

(5) Keberadaan mereka di medan perang menyebabkan turunnya kemenangan dari Alloh

عَنْ أَبى سَعِيدٍ الْخُدْرِىُّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ  صلى الله عليه وسلم يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ فَيَغْزُو فِئَامٌ مِنَ النَّاسِ ، فَيَقُولُونَ فِيكُمْ مَنْ صَاحَبَ رَسُولَ اللَّهِ  صلى الله عليه وسلم  فَيَقُولُونَ نَعَمْ . فَيُفْتَحُ لَهُمْ . ثُمَّ يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ فَيَغْزُو فِئَامٌ مِنَ النَّاسِ ، فَيُقَالُ هَلْ فِيكُمْ مَنْ صَاحَبَ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم  فَيَقُولُونَ نَعَمْ . فَيُفْتَحُ لَهُمْ ، ثُمَّ يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ فَيَغْزُو فِئَامٌ مِنَ النَّاسِ ، فَيُقَالُ هَلْ فِيكُمْ مَنْ صَاحَبَ مَنْ صَاحَبَ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم  فَيَقُولُونَ نَعَمْ . فَيُفْتَحُ لَهُمْ

Dari Abu Said Alkhudzriyy : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Akan datang masa pada manusia, dimana sekelompok orang berperang. Mereka berkata : Apakah di antara kalian ada sahabat rosululloh shollallohu alaihi wasallam? Mereka menjawab : Benar ! Akhirnya mereka mendapat kemenangan. Lalu datang masa dimana sekelompok orang berperang, dikatakan : Adakah di antara kalian orang yang pernah bersahabat dengan sahabat rosululloh shollallohu alaihi wasallam ? Mereka berkata : Benar ! Akhirnya mereka mendapat kemenangan. Kemudian akan datang masa dimana sekelompok orang berperang, dikatakan : Adakah diantara kalian orang yang pernah bersahabat dengan orang yang pernah bersahabat dengan sahabat rosululloh shollallohu alaihi wasallam ? Mereka menjawab : Benar ! Akhirnya mereka mendapat kemenangan  [HR Bukhori]