Kiblat Dalam Timbanga Aqidah (6)
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ
مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا قُلْ لِلَّهِ
الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Orang-orang yang kurang akal (yahudi) diantara manusia akan
berkata : Apa yang memalingkan umat islam dari kiblatnya yang dahulu (baitul
maqdis ke baitulloh) mereka telah berkiblat dengannya ? Katakanlah “ Kepunyaan
Alloh timur dan barat “ Dia memberi
petunjuk kepada siapa yang dikehendaki ke jalan yang lurus [albaqoroh : 142]
Melihat sikap mereka, Alloh memberi hiburan kepada kaum
muslimin bahwa mereka adalah kaum yang sudah tertutup hati hingga ayat apapun
yang turun akan mereka sikapi dengan penolakan :
وَلَئِنْ أَتَيْتَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ بِكُلِّ آَيَةٍ مَا تَبِعُوا قِبْلَتَكَ
Dan seandainya kamu mendatangkan kepada utul kitab (yahudi
dan nasrani) semua ayat, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu [albaqoroh : 145]
وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا
يَعْمَلُونَ
Dan sesungguhnya utul kitab (yahudi dan nasrani) memang
mengetahui bahwa berpaling ke masjidil harom adalah benar dari Robnya. Alloh
tidakakan lengah dari apa yang kamu kerjakan [albaqoroh : 144]