Manfaat Air (18)
Ifthor adalah berbuka setelah shoum.
Biasanya manusia melakukannya dengan air teh, es buah, kolak dan berbagai
makanan yang digoreng. Islam memberi kita petunjuk dengan dua sabda nabi
shollallohu alaihi wasallam di bawah ini :
عن سلمان عن النبيِّ
صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِذَا أفْطَرَ
أحَدُكُمْ ، فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ ، فَإنْ لَمْ يَجِدْ ، فَلْيُفْطِرْ عَلَى
مَاءٍ ؛ فإنَّهُ طَهُورٌ
Dari Salman rodliyallohu anhu dari
nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Bila seorang diantara kalian
berbuka maka berbukalah dengan tamr (korma kering). Bila tidak mendapatkan maka
dengan air karena ia adalah pensuci [HR Abu Daud dan Tirmidzi]
عن أنس رضي الله عنه
قَالَ : كَانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم يُفْطِرُ قَبْلَ أنْ يُصَلِّي
عَلَى رُطَبَاتٍ ، فَإنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ ، فَإنْ لَمْ تَكُنْ
تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Dari Anas rodliyallohu anhu berkata :
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam biasa berbuka sebelum menunaikan sholat
dengan beberapa ruthob ( korma basah). Bila tidak ada ruthob maka beberapa
butir tamr. Dan bila tidak ada juga maka beliau meneguk beberapa teguk air [HR
Abu Daud dan Tirmidzi]
Dua hadits ini menunjukkan urutan
prioritas berbuka. Yang palig utama adalah ruthob, bila tidak ada tamr menjadi
alternatif dan air adalah pilihan ketiga. Penulis tuhfatul ahwadzi berkata :
وَالْحَدِيثُ دَلِيلٌ
عَلَى اِسْتِحْبَابِ الْإِفْطَارِ بِالرُّطَبِ فَإِنْ عُدِمَ فَبِالتَّمْرِ فَإِنْ
عُدِمَ فَبِالْمَاءِ
Hadits ini menunjukkan anjuran
berbuka dengan ruthob. Bila tidak ada maka tamr dan bila tidak ada maka air
Kenapa rosululloh shollallohu alaihi
wasallam menganjurkan korma ? Beragam pendapat ulama tentang masalah ini.
Penulis tuhfatul ahwadzi berkata :
وَإِنَّمَا شُرِعَ
الْإِفْطَارُ بِالتَّمْرِ لِأَنَّهُ حُلْوٌ وَكُلُّ حُلْوٍ يُقَوِّي الْبَصَرَ
الَّذِي يَضْعُفُ بِالصَّوْمِ ، وَهَذَا أَحْسَنُ مَا قِيلَ فِي الْمُنَاسَبَةِ ،
وَقِيلَ لِأَنَّ الْحُلْوَ يُوَافِقُ الْإِيمَانَ وَيُرِقُّ الْقَلْبَ
Disyariatkan berbuka dengan korma
karena ia memiliki sifat manis. Setiap manis akan menguatkan pandangan yang
lemah akibat shoum. Ini pendapat yang paling bagus dalam masalah ini. Ada juga
yang berpendapat bahwa manis selaras degan iman dan melembutkan hati
Maroji’ :
Tuhfatul Ahwadzi 2/233