Manfaat Air (1)
Di jazirah Arab yang dikelilingi
padang pasir selalu identik dengan kegersangan. Oleh karena itu mereka akan
membentuk perkampungan berdasar keberadaan sumber mata air. Ini berdasar dalil
hadits dan fakta sejarah. Untuk hadits kita bisa mengetahuinya dari sabda nabi
shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ عَمْرِو بْنِ
شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم تُؤْخَذُ صَدَقَاتُ اَلْمُسْلِمِينَ عَلَى مِيَاهِهِمْ
Dari Amar Ibnu Syu`aib dari ayahnya, dari
kakeknya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda : Zakat kaum muslimin diambil di tempat-tempat sumber air mereka [HR
Ahmad]
Hadits ini menyebut kampung dengan
kata miyahihim (tempat-tempat air). Ini menunjukkan bahwa ada kaitan antara perkumpulan
manusia dengan sumber mata air. Sebagai bukti dari teori ini, kita tidak boleh
melupakan tentang awal mula munculnya kota Mekah.
Dulu Mekah adalah tempat asing. Tidak
ada satupun manusia yang pernah melewatinya karena kondisinya yang gersang. Ibrohim
membawa hajar dan Ismail di Mekah, sebuah lembah gersang tak ada kehidupan. Ini
dilakukan atas dasar perintah dari Alloh.
Setelah ditinggal oleh Ibrohim, Hajar
dan Ismail hidup berdua di tempat sepi. Hingga akhirnya Ismail kehausan yang
membuat Hajar panik. Ia lari ke sana ke mari mencari air tanpa mendatangkan
hasil. Tiba-tiba air zam-zam muncul dari bawah kaki Ismail.
Dari mata air itulah membuat burung
berputar-putar di atasnya sementara suku Jurhum yang sedang mengadakan
perjalanan, menangkap sinyal itu. Mereka yang baru melewati Kada berkata :
إنَّ هَذَا الطَّائِرَ
لَيَدُورُ عَلَى مَاءٍ
Sesungguhnya burung itu
berputar-putar, pasti di atas air
Merekapun mendatangi tempat itu dan
mendapati dua orang, yaitu Hajar dan Ismail duduk di depan sumber air zam-zam.
Mereka berkata kepada Hajar :
أتَأذَنِينَ
لَنَا أنْ نَنْزِلَ عِنْدَكِ
Apakah engkau izinkan kami untuk
tinggal di sisimu ?
Hajar menjawab :
نَعَمْ،
وَلَكِنْ لاَ حَقَّ لَكُمْ في المَاءِ
Benar (boleh), akan tetapi tidak ada
hak bagi kalian untuk memiliki air.
Setelah itu, merekapun segera
mendirikan tempat tinggal di situ. Dari merekalah, Ismail kemudian belajar
bahasa Arab. Demikianlah cikal bakal kota Mekah tidak bisa dipisahkan dengan
air