Fitroh keenam : Memelihara jenggot


                                                                                Fitroh (9)
Memotong jenggot adalah kebiasaan bangsa Persi. Imam Nawawi berkata :

وَكَرِهَ مَالِك طُولهَا جِدًّا ، وَمِنْهُمْ مَنْ حَدَّدَ بِمَا زَادَ عَلَى الْقَبْضَة فَيُزَال ، وَمِنْهُمْ مَنْ كَرِهَ الْأَخْذ مِنْهَا إِلَّا فِي حَجّ أَوْ عَمْرَة

Imam Malik memakruhkan memelihara jenggot hingga panjang sekali. Ada juga yang berpendapat sepanjang genggaman tangan, lebih dari itu dipotong. Yang lain berpendapat bahwa jenggot tidak boleh dipotong kecuali saat haji dan umroh


Ada sepuluh kesalahan dalam masalah jenggot : (1) Menyemirnya dengan warna hitam bukan ditujukan jihad (2) Menyemirnya dengan warna kuning meniru orang sholih, bukan didasari sikap ittiba’ sunnah (3) Mewarnainya dengan belerang yang membuat putih agar terlihat tua dengan harapan mendapat kedudukan, pengagungan dan penilaian sebagai syaikh (4) Mencabut dan mencukurnya demi keindahan paras (5) Mencabut jenggot yang beruban (6) Meratakannya  supaya menarik perhatian wanita (7) Menambah dan mengurangi pada bulu pipi dari pelipis atau memotong sebagian bulu di pipi saat menggundul rambut dan mencabut bulu di bawah mulut (8) Membiarkannya dibuat-buat dengan harapan mendapat perhatian manusia (9) Membiarkannya morat-marit untuk menunjukkan kezuhudan (10) Menguncirnya