Apa Alasan Iblis Tidak Bersujud Kepada Adam ?


Adam VS iblis (9)

Beberapa ayat mengabadikan argumen iblis di hadapan Alloh :


قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

Alloh berfirman : Apa yang menghalangimu untuk tidak bersujud ketika aku perintahkan kepadamu ? Iblis berkata : Aku lebih baik darinya. Engkau ciptakan aku dari api, sementara engkau ciptakan dia dari tanah [al a’rof : 12]


قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلَّا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ  قَالَ لَمْ أَكُنْ لِأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ

Alloh berfirman : Wahai iblis, apa sebab engkau tidak bersujud bersama-sama mereka yang bersujud ? Iblis berkata : Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau ciptakan dari tanah liat yang kering yang berasal dari lumpur hitam yang dibentuk [alhijr : 32-33]


وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا  

Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat : Bersujudlah kepada Adam ! Mereka bersujud kecuali iblis. Iblis berkata : Apakah aku harus bersujud kepada makhluq yang Engkau ciptakan dari tanah ? [al isro : 61]


 قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ  قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ  

Alloh berfirman : Wahai iblis, apa yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam yang telah Aku ciptakan dengan tanganKu ? Apakah engkau sombong ataukah merasa sebagai golongan yang lebih tinggi. Iblis berkata : Aku lebih baik dari dia. Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah [shod : 75-76]


Ayat-ayat di atas menerangkan tentang sikap iblis terhadap perintah Alloh. Dia menjadikan logika sebagai landasan. Logika dia mengatakan bahwa tanah lebih baik dari api. Inilah yang ia pertahankan bukan melihat siapa yang telah memerintahkan dirinya untuk sujud kepada Adam.


Oleh karena itu Hasan Albasri berkata :


قَاسَ إبْلِيْسُ وَهُوَ أوَّلُ مَنْ قَاسَ 

Iblis berqiyas (berlogika) dan dialah yang pertama kali melakukan qiyas


Muhammad Bin Sirin berkata :


وَمَا عُبِدَتِ الشَّمْشُ وَالْقَمَرُ إلاّ بِالْمَقَايِيسِ

Tidaklah matahari dan bulan disembah kecuali atas dasar qiyas


Bila semua manusia meniru gaya berpikir iblis, tentu Ibrohim tidak akan menyembelih puteranya, Ismail. Para sahabat tidak akan berhijrah ke Mekah dengan meninggalkan semua kekayaan yang dimiliki. Mereka juga tidak akan berangkat berperang karena harus menghadapi resiko kematian. Tahajud tidak akan ditegakkan karena tubuh merasakan nikmatnya tidur pada saat itu.


Umar Bin Khothob mencium hajar aswad atas dasar melihat rosululloh shollallohu alaihi wasallam melakukannya, padahal menurut dia, benda ini tidak bisa mendatangkan manfaat dan madlorot. Ali Bin Abi Tholib mengusap sepatu bagian atas saat berwudlu, padahal bagian bawah lebih masuk akal untuk diusap.


Walhasil logika semata, tidak bisa dijadikan patokan dalam menilai sesuatu, apalagi bersikap terhadap perintah Alloh.


Maroji’ :

Qoshoshul Anbiya’, Ibnu Katsir hal 11