Adam VS iblis (22)
Sering kita jumpai, para penceramah ketika menceritakan kisah
Adam memakan buah larangan, Hawa disebut sebagai sumber masalah. Ketika Adam
tidak berhasil digoda, iblis mengarahkan tipuannya kepada Hawa. Rupanya ia
berhasil dijerat karena sifat wanita yang lemah dan mudah diperdaya. Dengan
lembut Hawa merayu Adam agar mendekati pohon. Kasih sayang Adam kepada istri,
membuat Adam bisa diluluhkan hatinya. Demikianlah kira-kira inti dongengan yang
dikembangkan para da’i.
Benarkah demikian ? Kisah di atas sebenarnya tercantum di
banyak kitab tafsir. Akan tetapi yang harus dicatat bahwa semua berstatus
riwayat isroiliyyat. Artinya tidak pernah hal itu disampaikan oleh rosululloh
shollallohualaihi wasallam melainkan berasal dari para ahlul kitab yang
akhirnya masuk islam. Tatkala mereka menyimak alquran, rupanya apa yang mereka
dengar tercantum juga dalam kitab-kitab yang dahulu mereka pegang dengan
tambahan cerita. Dengan begitu mereka menyampaikannya kepada para sahabat.
Bagaimana sikap kita kepada riwayat-riwayat yang mereka
bawakan ? Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi kaedah sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ
أَهْلُ الْكِتَابِ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ
وَيُفَسِّرُونَهَا بِالْعَرَبِيَّةِ لأَهْلِ الإِسْلاَمِ فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لاَ
تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ ، وَلاَ تُكَذِّبُوهُمْ وَقُولُوا آمَنَّا
بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ
Dari Abu Huroiroh berkata : Ahlul kitab membaca taurot dengan
bahasa ibrani lalu mereka menafsirkannya ke dalam bahasa Arab kepada kaum
muslimin. Maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Janganlah
kalian membenarkan ahlul kitab, jangan pula mendustakannya. Akan tetapi
ucapkanlah “ Kami beriman kepada Alloh dan kepada apa yang diturunkan kepada
kami dan apa yang diturunkan kepada kalian “ [HR Bukhori, Nasa’i dan Baihaqi]
Ibnu Hajar Al Atsqolani menilai bahwa berdasarkan hadits ini
kita dilarang membenarkan riwayat ahlul kitab yang tidak jelas kebenarannya.
Kita juga harus tahu bahwa ajaran para nabi dari kalangan
bani israil terjadi perubahan dan penyelewengan. Ketetapan halal mereka rubah
menjadi halal demikian juga sebaliknya. Ayat yang berisi tentang terutusnya
Muhammad sebagai nabi terakhir, mereka sembunyikan. Dosa zina yang mengharuskan
pelakunya dirajam dihapus. Walhasil betapa banyak firman Alloh yang dihilangkan
dan disisipi tambahan cerita.
Kalau begitu keadaannya, tentu menjadikan riwayat isroiliyyat
sebagai dasar ilmu adalah perbuatan yang membahayakan bagi kemurnian ajaran
islam. Bagi siapa saja yang menyimak tafsir assa’di, pasti akan mengetahui
betapa beliau adalah ulama yang sangat tegas menolak kisah isroiliyyat sehingga
kitab tafsir yang beliau susun, bersih dari riwayat ini. Maka dari itu, tidak
perlu menceritakan kisah Hawa sebagai biang keladi pada dosa Adam kecuali menyampaikan
kepada masyarakat, bahwa cerita ini bersumber dari riwayat isroiliyyat.
Adapun riwayat yang berkenaan Hawa yang merayu iblis adalah
disebutkan oleh Ath Thobari, Ibnu Katsir, Alkhozin dan lainnya dimana riwayat
itu mengatakan :
قال ابن عباس رضي الله عنهما : لما أكل
آدم من الشجرة قيل له : لم أكلت من الشجرة التي نهيتك عنها؟ قال : حواء أمرتني .
قال فأني أعقبتها أن لا تحمل إلا كرهاً ولا تضع إلا كرهاً قال فرنت حواء عند ذلك
رنة فقيل لها الرنة عليك وعلى بناتك وقال محمد بن قيس :
Ketika Adam memakan buah dari pohon terlarang maka dikatakan
kepadanya : Kenapa engkau memakan buah dari pohon itu dimana aku sudah
melarangnya ? Adam menjawab : Hawa yang menyuruhku. Alloh berfirman :
Sesungguhnya Aku menghukumnya berupa dia tidak akan hamil kecuali dalam keadaan
menderita dan tidak pula melahirkan kecuali dalam keadaan menderita. Hawapun
menjerit saat itu. Lalu dikatakan kepadanya : Jeritan itu akan menimpa dirimu,
juga anak-anak perempuanmu
Maroji’ :
Fathul Bari 8/210