Akhlaq Muslim (14)
Boleh jadi kita mendapati seorang ustadz di
sebuah majlis ta’lim yang selalu menyebut-nyebut kekurangan majlis ta’lim
lainnya. Materi apapun yang disampaikan selalu dibumbui cercaan bagi saudaranya
sesama muslim hanya karena ia bukan bagian dari kita. Dari situ tertanam
kebencian murid-muridnya kepada kaum yang seharusnya mereka cintai karena masih
terikat dengan kalimat laa ilaaha illalloh. Akibat lainnya adalah setiap
tholibul ilmi ketika pulang dari pengajian bertambah ilmu, juga bertambah pula
daftar kaum muslimin yang wajib dibenci.
Kondisi seperti ini tentu tidak sehat. Karena
siapapun tidak mungkin sempurna. Hanya ada satu orang yang terjamin kemaksumannya,
yaitu rosululloh. Menuntut orang sempurna dan bersih dari kesalahannya berarti
kita mewajibkan orang lain menempati maqom kenabian dan itu mustahil.
Celakanya, ketika kita menguliti kekurangan pihak lain, jangan-jangan pada saat
yang sama kita memiliki kekurangan lebih banyak dibanding yang ada pada saudara
kita. Karena inilah nabi shollallohu alaihi wasallam mengingatkan :
عن معاوية رضي الله
عنه قَالَ سَمِعْتُ رسولَ اللهِ صلى الله
عليه وسلم يقول : إنَّكَ إنِ اتَّبَعْتَ
عَوْرَاتِ المُسْلِمينَ أفْسَدْتَهُمْ ، أَوْ كِدْتَ أنْ تُفْسِدَهُمْ
Dari Muawiyah rodliyallohu anhu berkata :
Sesungguhnya aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
Sesungguhnya jika engkau mencari-cari aurot kaum muslimin maka engkau dinilai
telah merusak mereka atau hampir merusak mereka [HR Abu Daud]