Menjaga Perasaan Istri


Akhlaq Muslim (22)


Wanita memiliki perasaan halus. Ia mudah peka dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Itu dikarenakan dari asal mula penciptaannya, yaitu tulang sulbi yang bengkok. Selain itu ia suka dengan pujian. Sebaliknya sikap menyalahkan dengan keras adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh naluriahnya.


Setiap suami harus tahu masalah ini. Kesalahan istri tidak perlu diberi reaksi keras. Teguran diawali pujian cara terbaik untuk menyikapinya. Terkadang berbohong untuk menghadapi kekeliruan mereka, perlu dilakukan. Semisal ketika istri memasak makanan. Suami tidak boleh lupa bahwa istri sudah rela berlelah-lelah demi menghidangkan makanan untuk suami. Boleh jadi sesekali, ia keliru resep sehingga makanan tidak sedap.


Apa yang dilakukan oleh suami dalam kondisi seperti ini ? Pura-pura tidak tahu sambil memperlihatkan mata berbinar saat makan dan ditambah dengan pujian atas hidangan yang tersedia, tentu membuatnya lega. Mungkinkah berbohong kepadanya atas makanan yang dihidangkan ? Jawabannya sangat mungkin. Ummu Kultsum juga berkata :


وَلَمْ أسْمَعْهُ يُرَخِّصُ في شَيْءٍ مِمَّا يَقُولُ النَّاسُ إِلاَّ في ثَلاَثٍ، تَعْنِي : الحَرْبَ ، والإصْلاَحَ بَيْنَ النَّاسِ ، وَحَديثَ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ ، وَحديثَ المَرْأَةِ زَوْجَهَا

Aku belum pernah mendengar beliau memberi rukhshoh sedikitpun dari apa yang diucapkan manusia (maksudnya berbohong) kecuali untuk tiga hal : Perang, melerai antara manusia dan ucapan seorang laki-laki kepada istrinya dan ucapan istri kepada [HR Muslim]


Walhasil jaga perasaan mereka, hargai khidmad yang telah ia persembahkan buat kita