Merusak keikhlasan


Akhlaq Muslim (7)


Ada seorang yang menyembunyikan amal sholihnya meski terkadang ada saja manusia yang mengetahuinya. Dalam kondisi seperti ini, jangan sekali-kali menceritakannya kepada orang lain, apalagi di hadapan banyak orang sementara yang bersangkutan ada di tempat. Tindakan ini akan merusak keikhlasannya. Bisa saja setan mengusik hatinya sehingga membuatnya bangga karena apa yang dilakukan diketahui oleh orang banyak.


Islam mengingatkan masalah ini :

عن المِقْدَادِ رضي الله عنه : أنَّ رَجُلاً جَعَلَ يَمْدَحُ عُثْمانَ  رضي الله عنه  ، فَعَمِدَ المِقْدَادُ ، فَجَثَا عَلَى رُكْبَتَيْهِ ، فَجَعَلَ يَحثو في وَجْهِهِ الحَصْبَاءَفقالَ لَهُ عُثْمَانُ : مَا شَأنُكَ ؟ فقال : إنَّ رسولَ اللهِ  صلى الله عليه وسلم قال إذَا رَأَيْتُمُ المَدَّاحِينَ ، فَاحْثُوا فِي وُجُوهِهِمُ التُّرَابَ  

Dari Miqdad rodliyallohu anhu : Bahwa ada seorang memuji Utsman rodliyallohu anhu. Lalu Miqdad bersandar seraya berlutut selanjutnya melempar kerikil ke wajah orang itu. Utsman berkata kepadanya : Apa yang terjadi dengan dirimu ? Miqdad berkata : Sesungguhnya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Bila kalian melihat para pemuji maka taburi wajahnya dengan debu [HR Muslim]


Oleh karena itu, biarlah amalnya tertutup dari pandangan manusia. Bukankah pujian yang haqiqi adalah dari Alloh ? Alloh yang akan memuji dan mengganjarnya. Kalaupun toh, kita menyebut-nyebut kebaikannya maka lakukan saat yang bersangkutan tidak ada di tempat atau setelah kematiannya