Batu (1)
Alloh berfirman :
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ
فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا
يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ
مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا
اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu,
bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang
mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah
lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur
jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa
yang kamu kerjakan [albaqoroh : 74]
Ayat ini menunjukkan bahwa batu memiliki khosyah (takut kepada
Alloh). Ini berbeda dengan kaum yahudi yang hati mereka keras lebih keras dari
batu. Pada ayat lain Alloh berfrman :
تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ
وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ
وَلَدًا إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آَتِي الرَّحْمَنِ
عَبْدًا
Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah,
dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha
Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan
datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba [maryam : 90-93]
Ketika kaum nasrani menjadikan Isa sebagai anak Alloh,
sementara yahudi mengangkat Uzair juga sebagai anak Alloh. Tidak ketinggalan,
masyarakat quraisy meyakini bahwa Alloh memiliki anak perempuan berupa
malaikat, maka ini berbeda dengan gunung yang berbatu. Mereka tidak rela Alloh
diserupakan dengan tamtsil yang buruk hingga hampir-hampir gunung runtuh. Ini
menunjukkan perbedaan yang mencolok antara gunung dengan kaum musyrikin dalam
perkara tauhid.
Dalam sebuah riwayat, rosululloh shollallohu alaihi wasallam
menerangkan kepada para sahabat tentang gunung uhud dimana beliau bersabda :
عَنْ أَنَس بْن مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ قَالَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ هَذَا جَبَلٌ يُحِبُّنَا
وَنُحِبُّهُ
Dari
Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda : Gunung ini mencintai kita dan kitapun mencintainya [HR
Bukhori, Muslim, Malik dan Ahmad]
Batu Mengucapkan Salam Kepada
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam
Ini kita ketahui dari sabda beliau :
عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ رضى الله
عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنِّى لأَعْرِفُ حَجَرًا
بِمَكَّةَ كَانَ يُسَلِّمُ عَلَىَّ قَبْلَ أَنْ أُبْعَثَ إِنِّى لأَعْرِفُهُ الآنَ
Dari Jabir Bin Samuroh rodliyallohu anhu, berkata :
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya aku mengetahui
ada batu di Mekah yang biasa mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus.
Sungguh aku benar-benar mengetahuinya sekarang [HR Muslim]
Penulis tuhatul ahwadzi menerangkan bahwa lafadz salam dari
batu adalah “ assalaamu alaika ya rosulalloh “. Ini menunjukkan bahwa makhluq
tak bernyawa ini mengetahui bahwa orang yang diberi diberi salam, suatu saat
akan diangkat menjadi nabi.
Pelajaran lain dari hadits di atas adalah makhluq yang ada di
alam yang menurut penilaian kita sebagai benda mati, ternyata mereka hidup
sehingga mengerti apa yang terjadi di hadapannya dan memiliki iman. Diantara
dalil pendukungnya yang disebut oleh Imam Nawawi adalah :
وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِط مِنْ خَشْيَة اللَّه
Dan sesungguhnya diantara batu ada yang jatuh meluncur karena
takut kepada Alloh [albaqoroh : 74]
وَإِنْ مِنْ شَيْء إِلَّا يُسَبِّح بِحَمْدِهِ
وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحهمْ
Dan tidaklah segala sesuatu kecuali bertasbih dengan
memujiNya, akan tetapi kalian tidak mengerti tasbih mereka [al isro : 44]
عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ : أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : اسْكُنْ حِرَاءُ ،
فَلَيْسَ عَلَيْكَ إِلاَّ نَبِيٌّ ، وَ
صِدِّيقٌ ، أَوْ شَهِيدٌ ، قَالَ : وَعَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ، وَأَبُو بَكْرٍ ، وَعُمَرُ ، وَعُثْمَانُ ، وَعَلِيٌّ ، وَطَلْحَةُ ،
وَالزُّبَيْرُ ، وَسَعْدٌ ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ ، وَسَعِيدُ بْنُ
زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
Dari Said Bin Zaid : Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam
bersabda : Diamlah engkau Hiro ! Tidaklah di atasmu melainkan nabi dan ash
shiddiq atau syahid [HR Ahmad]
Kalimat ini beliau ucapkan saat naik gua hiro bersama Abu
Bakar, Umar Bin Khothob, Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Tholib, Tholhah Bin
Ubaidillah, Zubair Bin Awwam, Sa’ad Bin Abi Waqosh, Abdurrohman Bin Auf dan
Said Bin Zaid.
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم صَعِدَ
أُحُدًا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ فَرَجَفَ بِهِمْ فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم اثْبُتْ
أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِىٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ
Dari Anas : Bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam naik
gunung uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tiba-tiba gunung uhud bergetar.
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : diamlah wahai uhud ! Di atas kamu
ada nabi, shiddiq dan dua orang yang akan mati syahid [HR Tirmidzi, Nasa’i dan
Ibnu Hibban]
Maroji’ :
Tuhfatul ahwadzi 9/32
Syarh Shohih Muslim 2/200