Yang Dilakukan Nabi Shollallohu Alaihi Wasallam Setelah Fathu Mekah (9)
Ketika masyarakat berbondong-bondong masuk islam, rosululloh
shollallohu alaihi wasallam membaiat mereka. Beliau berdiri di Shofa, di
bawahnya ada Umar Bin Khothob. Mereka dibaiat atas sikap mendengar dan taat.
Setelah kaum laki-laki berikrar, disusul oleh kaum wanita. Baiat mereka
diabadikan oleh Alloh :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ
الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَنْ لَا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا
يَسْرِقْنَ وَلَا يَزْنِينَ وَلَا يَقْتُلْنَ أَوْلَادَهُنَّ وَلَا يَأْتِينَ
بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلَا يَعْصِينَكَ
فِي مَعْرُوفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
Hai nabi, jika datang kepadamu kaum mukminat untuk berbaiat
kepadamu dimana mereka tidak akan berbuat syirik kepada Alloh sedikitpun, tidak
mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak mereka, tidak membuat dusta
yang mereka ada-adakan antara kaki dan tangan-tangan mereka dan tidak
mendurhakaimu dalam perbuatan makruf maka terimalah baiat mereka dan mohonkan
ampun buat mereka. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
[almumtahanah : 12]
Pada kata “ Jangan mencuri “, Hindun terdiam lalu mengeluhkan
sikap pelit yang dimiliki suaminya, Abu Sufyan. Karenanya terpaksa ia mengambil
hartanya tanpa sepengetahuannya. Keluhan ini dicantumkan dalam sebuah hadits :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ دَخَلَتْ
هِنْدُ بِنْتُ عُتْبَةَ اِمْرَأَةُ أَبِي سُفْيَانَ عَلَى رَسُولِ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم . فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنَّ أَبَا سُفْيَانَ رَجُلٌ شَحِيحٌ
لَا يُعْطِينِي مِنْ اَلنَّفَقَةِ مَا يَكْفِينِي وَيَكْفِي بَنِيَّ, إِلَّا مَا
أَخَذْتُ مِنْ مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمِهِ, فَهَلْ عَلِيَّ فِي ذَلِكَ مِنْ
جُنَاحٍ? فَقَالَ: خُذِي مِنْ مَالِهِ بِالْمَعْرُوفِ مَا يَكْفِيكِ, وَيَكْفِي
بَنِيكِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Hindun binti Utbah istri Abu Sufyan masuk menemui
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata : Wahai Rasulullah,
sungguh Abu Sufyan adalah orang yang sangat pelit. Ia tidak memberiku nafkah
yang cukup untukku dan anak-anakku kecuali aku mengambil dari hartanya tanpa
sepengetahuannya. Apakah yang demikian itu aku berdosa ? Beliau bersabda :
Ambillah dari hartanya yang cukup untukmu dan anak-anakmu dengan baik [Muttafaq Alaihi]
Ini
menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Hindun tidak dinilai sebagai pencurian
sehingga ia mengikuti baiat hingga kalimat terakhir.