Masjid (7)
Hukumnya
boleh bila ada keperluan seperti menampung korban bencana alam dan yang
semisalnya. Hal ini berdasarkan hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : بَعَثَ
اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم خَيْلاً فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ
فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي اَلْمَسْجِدِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
pernah mengirim pasukan berkuda lalu mereka datang membawa seorang tawanan
mereka mengikatnya pada salah satu tiang masjid. [Muttafaq Alaihi]
Tawanan
yang dimaksud adalah seorang musyrik yang bernama Tsumamah Bin Atsal. Ia diikat
di masjid selama tiga hari hingga akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat di
hadapan nabi shollallohu alaihi wasallam.
Dalil
lain berkenaan masalah ini adalah :
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ الْيَهُودَ أَتَوْا
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ
Dari
Abu Huroiroh : Bahwa orang-orang yahudi menemui nabi shollallohu alaihi
wasallam di masjid [HR Abu Daud]
Imam
Syafi’i berkata :
ولا بأس أن يبيت المشرك في كل مسجد إلا المسجد
الحرام
Tidak
mengapa orang musyrik menginap di semua masjid kecuali masjidil harom
Maroji’
:
Fiqih
Sunnah, Sayyid Sabiq 1/213