Ali Bin Abi Tholib (4)
عَنْ عَلِىٍّ قَالَ كُنْتُ رَجُلاً
مَذَّاءً وَكُنْتُ أَسْتَحْيِى أَنْ أَسْأَلَ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم
لِمَكَانِ ابْنَتِهِ فَأَمَرْتُ الْمِقْدَادَ بْنَ الأَسْوَدِ فَسَأَلَهُ
فَقَالَ يَغْسِلُ ذَكَرَهُ وَيَتَوَضَّأُ
Dari Ali berkata : Aku adalah laki-laki yang banyak keluar
air madzi. Aku malu untuk bertanya kepada nabi shollallohu alaihi wasallam
karena status puterinya (yang merupakan istriku). Oleh karena itu aku
perintahkan Miqdad Bin Aswad. Ia menanyakannya kepada beliau. Lalu beliau
bersabda : Cukup mencuci kemaluannya dan berwudlu [HR Bukhori Muslim]
Pada hadits ini, menunjukkan bagaimana perasaan malu seorang
menantu kepada mertuanya sebagaimana yang dirasakan oleh Ali. Tetapi
sebaliknya, rosululloh shollallohu alaihi wasallam sebagai mertua juga pernah
memiliki rasa kepada menantu, yaitu Utsman Bin Affan :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مُضْطَجِعًا فِى بَيْتِى كَاشِفًا عَنْ فَخِذَيْهِ
أَوْ سَاقَيْهِ فَاسْتَأْذَنَ أَبُو بَكْرٍ فَأَذِنَ لَهُ وَهُوَ عَلَى تِلْكَ
الْحَالِ فَتَحَدَّثَ ثُمَّ اسْتَأْذَنَ عُمَرُ فَأَذِنَ لَهُ وَهُوَ كَذَلِكَ
فَتَحَدَّثَ ثُمَّ اسْتَأْذَنَ عُثْمَانُ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم وَسَوَّى ثِيَابَهُ فَدَخَلَ
فَتَحَدَّثَ فَلَمَّا خَرَجَ قَالَتْ عَائِشَةُ دَخَلَ أَبُو بَكْرٍ فَلَمْ
تَهْتَشَّ لَهُ وَلَمْ تُبَالِهِ ثُمَّ دَخَلَ عُمَرُ فَلَمْ تَهْتَشَّ لَهُ
وَلَمْ تُبَالِهِ ثُمَّ دَخَلَ عُثْمَانُ فَجَلَسْتَ وَسَوَّيْتَ ثِيَابَكَ
فَقَالَ أَلاَ أَسْتَحِى مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحِى مِنْهُ الْمَلاَئِكَةُ
Dari
Aisyah berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam berbaring di rumahku
dalam keadaan tersingkap paha atau betisnya. Tiba-tiba Abu Bakar datang meminta
izin masuk. Beliau mempersilahkannya untuk masuk sementara beliau tetap dalam
keadaan seperti itu sambil berbincang. Lalu datanglah Umar meminta izin untuk
masuk. Beliau mempersilahkannya sementara beliau masih dalam keadaan seperti
itu sambil berbincang. Setelah itu datanglah Utsman meminta izin masuk.
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam segera duduk sambil merapikan
pakaiannya. Utsmanpun masuk lalu berbincang. Tatkala Utsman keluar, Aisyah
berkata : Abu Bakar masuk, engkau tidak memberi sambutan dan mempedulikannya.
Lalu Umar masuk, engkau tidak memberi sambutan dan tidak mempedulikannya.
Setelah itu Utsman masuk, engkau segera duduk dan merapikan pakaian engkau.
Beliau bersabda : Tidakkah aku malu kepada orang yang malaikat saja malu
kepadanya [HR Muslim]