Tujuan Bertanya (1)
Yang bersangkutan ingin mengetahui satu permasalahan yang
belum diketahuinya. Inilah yang banyak dilakukan para sahabat, diantaranya :
عن ثَابِت بْن الضَّحَّاكِ قَالَ نَذَرَ رَجُلٌ
عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَنْحَرَ إِبِلاً
بِبُوَانَةَ فَأَتَى النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ إِنِّى نَذَرْتُ أَنْ
أَنْحَرَ إِبِلاً بِبُوَانَةَ. فَقَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم : هَلْ
كَانَ فِيهَا وَثَنٌ مِنْ أَوْثَانِ الْجَاهِلِيَّةِ يُعْبَدُ قَالُوا : لاَ. قَالَ : هَلْ كَانَ فِيهَا
عِيدٌ مِنْ أَعْيَادِهِمْ قَالُوا : لاَ.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : أَوْفِ بِنَذْرِكَ فَإِنَّهُ لاَ
وَفَاءَ لِنَذْرٍ فِى مَعْصِيَةِ اللَّهِ وَلاَ فِيمَا لاَ يَمْلِكُ ابْنُ آدَمَ
Dari Tsabit Bin Dlohak
berkata : Ada seseorang yang bernadzar akan menyembelih onta di Buwanah, lalu
ia bertanya kepada Rasulullah, maka Nabi bertanya : Apakah di tempat itu ada
berhala-berhala yang pernah disembah oleh orang-orang jahiliyah ? para sahabat
menjawab : tidak, dan Nabipun bertanya lagi : Apakah di tempat itu pernah
dirayakan hari raya mereka ? para sahabatpun menjawab : tidak, maka Nabipun
menjawab : Laksanakan nadzarmu itu, karena nadzar itu tidak boleh dilaksanakan
dalam bermaksiat kepada Allah, dan dalam hal yang tidak dimiliki oleh seseorang
[HR Abu Daud],