Tidur (19)
Hukumnya boleh, akan
tetapi islam sangat menganjurkan untuk cebok terlebih dahulu dan berwudlu :
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ وَهُوَ جُنُبٌ تَوَضَّأَ
وُضُوءَهُ لِلصَّلاَةِ قَبْلَ أَنْ يَنَامَ.
Dari Aisyah, bahwa
rosululloh shollallohu alaihi wasallam bila hendak tidur dalam keadaan junub,
beliau berwudlu seperti wudlu hendak sholat sebelum tidur [HR Muslim]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ جُنُبًا فَأَرَادَ أَنْ يَأْكُلَ أَوْ
يَنَامَ تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلاَةِ.
Dari Aisyah berkata :
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bila dalam keadaan junub lalu hendak
makan, minum atau tidur beliau berwudlu seperti wudlu hendak sholat [HR Muslim]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ عُمَرَ قَالَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَرْقُدُ أَحَدُنَا وَهُوَ جُنُبٌ قَالَ نَعَمْ إِذَا تَوَضَّأَ
Dari Ibnu Umar bahwa
Umar berkata : Ya rosululloh, apakah boleh seorang diantara kita tidur dalam
keadaan junub ? Beliau menjawab : Benar, bila ia berwudlu [HR Muslim]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ ذَكَرَ عُمَرُ
بْنُ الْخَطَّابِ لِرَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ تُصِيبُهُ
جَنَابَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَوَضَّأْ
وَاغْسِلْ ذَكَرَكَ ثُمَّ نَمْ
Dari Ibnu Umar berkata
: Umar Bin Khothob menceritakan kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam
bahwa ia berjunub di malam hari. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam
bersabda kepadanya : Berwudlulah dan cucilah kemaluanmu lalu tidurlah [HR
Muslim]
Imam Nawawi
menyebutkan bahwa anjuran cebok dan wudlu sebelum tidur adalah agar meringankan
hadats karena dia sudah mengangkat hadats pada anggota wudlu. Ada juga yang
menyebutkan bahwa seorang mukmin tidur dalam keadaan satu diantara dua thoharoh
(bersuci dengan wudlu atau mandi janabat)
Akan tetapi bagi siapa
yang menginnginkan untuk bersegera mandi sebelum tidur, islam juga memberi
keleluasaan :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ عُمَرَ
اسْتَفْتَى النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ هَلْ يَنَامُ أَحَدُنَا وَهُوَ
جُنُبٌ قَالَ نَعَمْ لِيَتَوَضَّأْ ثُمَّ
لْيَنَمْ حَتَّى يَغْتَسِلَ إِذَا شَاءَ
Dari Ibnu Umar bahwa
Umar bertanya kepada nabi shollallohu alaihi wasallam. Ia berkata : Apakah
seorang diantara kami diperbolehkan tidur dalam keadaan junub ? Beliau bersabda
: Benar, berwudlulah lalu tidurlah hingga mandi bila dia kehendaki [HR Muslim]
عَنْ عَائِشَةَ عَنْ وِتْرِ رَسُولِ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قُلْتُ كَيْفَ كَانَ يَصْنَعُ فِى الْجَنَابَةِ
أَكَانَ يَغْتَسِلُ قَبْلَ أَنْ يَنَامَ أَمْ يَنَامُ قَبْلَ أَنْ يَغْتَسِلَ
قَالَتْ كُلُّ ذَلِكَ قَدْ كَانَ يَفْعَلُ رُبَّمَا اغْتَسَلَ فَنَامَ وَرُبَّمَا
تَوَضَّأَ فَنَامَ. قُلْتُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى جَعَلَ فِى الأَمْرِ سَعَةً.
Dari Aisyah, tentang
witir rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Aku (Abdulloh Bin Qois) berkata :
Apa yang diperbuat beliau saat junub, apakah mandi sebelum tidur atau tidur
sebelum mandi ? Aisyah menjawab : Keduanya pernah dilakukan beliau. Terkadang
beliau mandi baru tidur dan di waktu lain beliau berwudlu baru tidur. Aku
berkata : Segala puji bagi Alloh yang telah menjadikan masalah ini luas [HR
Muslim]