Aroma Sendawa Ahlul Jannah Bak Minyak Kesturi


Minyak Wangi (9)

Meski ahlul jannah banyak makan dan minum, mereka tidak akan mengeluarkan kotoran. Buang air besar dan kencing adalah sesuatu yang tidak mungkin mereka alami. Efek dari makan mereka berupa sendawa dan itu akan menimbulkan aroma semerbak mewangi. Inilah yang disampaikan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam :



وعن جابر رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رسولُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم: يَأكُلُ أَهْلُ الجَنَّةِ فِيهَا ، وَيَشْرَبُونَ ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ ، وَلاَ يَمْتَخِطُونَ ، وَلاَ يَبُولُونَ ، وَلكِنْ طَعَامُهُمْ ذَلِكَ جُشَاءٌ كَرَشْحِ المِسْكِ ، يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ وَالتَّكْبِيرَ ، كَمَا يُلْهَمُونَ النَّفَسَ   رواه مسلم .

Dari Jabir rodliyallohu anhu berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Ahlul jannah makan dan minum di dalamnya. Mereka tidak buang air besar, tidak mengeluarkan ingus, tidak kencing akan tetapi akibat makan mereka berupa sendawa seperti tetesan minyak kesturi. Mereka dituntun untuk bertasbih dan bertakbir sebagaimana mereka dituntun untuk bernafas [HR Muslim]

عن أبي هريرة  ، قَالَ : قَالَ رسولُ الله  صلى الله عليه وسلم أَوَّلُ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إضَاءةً ، لاَ يَبُولُونَ ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ ، وَلاَ يَتْفُلُونَ ، وَلاَ يَمْتَخِطُونَ . أمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ ، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ ، وَمَجَامِرُهُمُ الأُلُوَّةُ  عُودُ الطِّيبِ  أزْوَاجُهُمُ الحُورُ العيْنُ ، عَلَى خَلْقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ ، عَلَى صُورَةِ أَبِيهِمْ آدَمَ سِتُّونَ ذِرَاعاً فِي السَّمَاءِ متفق عَلَيْهِ .وفي رواية البخاري ومسلم آنِيَتُهُمْ فِيهَا الذَّهَبُ ، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ . وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سَاقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الحُسْنِ ، لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ، وَلاَ تَبَاغُضَ، قُلُوبُهُمْ قَلْبُ وَاحِدٍ ، يُسَبِّحُونَ اللهَ بُكْرَةً وَعَشِياً  

Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Rombongan pertama yang masuk aljannah dalam bentuk seindah bulan di bulan purnama. Setelah itu rombongan selanjutnya seperti kemilau bintang di langit. Mereka tidak kencing, tidak buang air besar, tidak meludah, tidak mengeluarkan ingus. Sisir mereka adalah emas, keringat mereka berupa minyak kesturi, tempat dupa mereka berisi kayu gaharu beraroma minyak wangi, istri-istri mereka adalah alhur al’in (bidadari), bentuk mereka sama seperti bentuk bapak mereka yaitu Adam yaitu enam puluh hasta di langit [muttafaq alaih]. Pada riwayat Bukhori dan Muslim : Bejana mereka terbuat dari emas, keringat mereka adalah minyak kesturi. Setiap satu orang memiliki dua istri dimana terlihat tulang betisnya di balik dagingnya karena keindahannya. Tidak ada perbedaan diantara mereka, tidak ada saling benci. Hati mereka satu. Mereka bertasbih pagi dan petang