Berpakaian Tetapi Telanjang


Telanjang (7)

Aturan berpakaian bagi wanita lebih ketat dibanding kaum laki-laki. Muka dan telapak tangan adalah anggota tubuh yang diperbolehkan untuk diperlihatkan. Selain itu harus ditutup. Kendati demikian, tidak sedikit diantara ulama yang menilai wajah adalah aurot sehingga tidak boleh ditampakkan.

Bila ketentuan ini tidak diindahkan, meski berpakaian, islam menilainya sebagai wanita yang telanjang. Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَتُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا  

Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Dua penghuni nereka yang belum pernah aku melihatnya. Suatu kaum yang bersamanya cemeti seperti ekor sapi. Mereka menggunakannya untuk memukul manusia. Dan wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan berlenggak lenggok. Kepalanya seperti punuk onta. Mereka tidak akan masuk aljannah dan tidak akan mendapati aromanya, padahal aromanya benar-benar tercium hingga jarak perjalanan sekian dan sekian [HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Ibnu hibban dan Alhakim]

Imam Nawawi menerangkan makna berpakaian tetapi telanjang dengan :

)تَكْشِف شَيْئًا مِنْ بَدَنهَا إِظْهَارًا لِجَمَالِهَا(

(Menyingkap sedikit dari tubuhnya untuk menampakkan keindahannya)

Beliau juga berkata :

)يَلْبَسْنَ ثِيَابًا رِقَاقًا تَصِف مَا تَحْتهَا(

(Mengenakan pakaian tipis yang membentuk tubuh yang ada di balik kainnya)

Maroji’ :

Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 9/240