Telanjang (4)
Syariat mengatur, bahwa mayit dilucuti pakaiannya saat
dimandikan. Kendati demikian, ia tidak boleh dibiarkan telanjang sehingga
aurotnya menjadi bahan tontonan. Kain dikenakan di atas tubuhnya. Sifat ini
berbeda dengan jenazah nabi shollallohu alaihi wasallam. Pakaian beliau tidak
boleh dilucuti sebagaimana yang diceritakan oleh Aisyah :
عَنْ عَائِشَةَ تَقُولُ لَمَّا
أَرَادُوا غَسْلَ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالُوا وَاللَّهِ مَا نَدْرِى
أَنُجَرِّدُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ ثِيَابِهِ كَمَا نُجَرِّدُ
مَوْتَانَا أَمْ نُغَسِّلُهُ وَعَلَيْهِ ثِيَابُهُ فَلَمَّا اخْتَلَفُوا أَلْقَى
اللَّهُ عَلَيْهِمُ النَّوْمَ حَتَّى مَا مِنْهُمْ رَجُلٌ إِلاَّ وَذَقْنُهُ فِى
صَدْرِهِ ثُمَّ كَلَّمَهُمْ مُكَلِّمٌ مِنْ نَاحِيَةِ الْبَيْتِ لاَ يَدْرُونَ
مَنْ هُوَ أَنِ اغْسِلُوا النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم وَعَلَيْهِ ثِيَابُهُ
فَقَامُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَغَسَلُوهُ وَعَلَيْهِ
قَمِيصُهُ يَصُبُّونَ الْمَاءَ فَوْقَ الْقَمِيصِ وَيُدَلِّكُونَهُ بِالْقَمِيصِ
دُونَ أَيْدِيهِمْ وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَقُولُ لَوِ اسْتَقْبَلْتُ مِنْ أَمْرِى
مَا اسْتَدْبَرْتُ مَا غَسَّلَهُ إِلاَّ نِسَاؤُهُ.
Dari Aisyah, berkata : Ketika mereka akan memandikan nabi
shollallohu alaihi wasallam, mereka berkata : Demi Alloh, kita tidak tahu,
apakah kita lucuti rosululloh shollallohu alaihi wasallam dari pakaiannya
sebagaimana kita melucuti mayit-mayit kita atau kita mandikan beliau dengan
pakaian yang masih dikenakan ? Ketika mereka berselisih, Alloh timpakan kantuk
kepada mereka hingga tidak ada diantara mereka kecuali dagunya ada di dadanya.
Lalu ada orang yang berbicara dari arah pojok rumah, mereka tidak tahu,
siapakah dia “ Mandikanlah nabi shollallohu alaihi wasallam dengan pakaian yang
masih dikenakan ” Merekapun berdiri menuju rosululloh shollallohu alaihi
wasallam. Mereka memandikan beliau dengan pakaian yang masih dikenakan. Mereka
menyiram air di atas gamisnya, menggosoknya lewat gamis itu tanpa tersentuh
oleh tangan mereka. Aisyah berkata : Seandainya aku menghadapi urusanku, aku
tidak akan mundur. Tidaklah beliau dimandikan kecuali oleh istri-istrinya [HR
Ahmad dan Abu Daud]
Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berkata :
فيه دليل على أن المستحب هو تجريد الميت عند غسله
إلا أنه يستحب أن يكون في مكان له سقف ولو من خيمة ونحوها. في الحديث أن لرسول
الله صلى الله عليه وسلم خاصية ليست لغيره من الوتى
Hadits di atas di dalamnya terkandung dalil akan anjuran
melucuti pakaian saat dimandikan, akan tetapi alangkah baiknya bila dilakukan
di tempat yang terdapat atap meski sekedar tenda dan sejenisnya. Hadits ini
juga menunjukkan bahwa bagi rosululloh shollallohu alaihi wasallam memiliki
kekhususan yang tidak dimiliki mayit lainnya
Maroji’ :
Taudhihul Ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam 2/323