Telanjang (3)
Mandi dalam keadaan telanjang, hukumnya mubah dengan syarat
berada dalam ruangan tertutup. Imam Bukhori dan Imam Muslim termasuk diantara
ulama yang memiliki pendapat ini. Dalam kitab shohihnya, Imam Bukhori membuat
judul
باب مَنِ اغْتَسَلَ عُرْيَانًا
وَحْدَهُ فِى الْخَلْوَةِ ، وَمَنْ تَسَتَّرَ فَالتَّسَتُّرُ أَفْضَلُ
(Bab bolehnya mandi telanjang saat
sendiri di tempat tertutup dan orang yang memilih menutup aurotnya, maka menutup
aurot lebih afdhol)
Adapun Imam Muslim membuat judul
باب جَوَازِ الاِغْتِسَالِ
عُرْيَانًا فِى الْخَلْوَةِ
(Bab bolehnya mandi telanjang saat
sendiri)
Bolehnya mandi telanjang berdasarkan riwayat tentang
telanjangnya Musa dan Ayub saat keduanya mandi :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ
صلى الله عليه وسلم قَالَ بَيْنَا
أَيُّوبُ يَغْتَسِلُ عُرْيَانًا فَخَرَّ عَلَيْهِ جَرَادٌ مِنْ ذَهَبٍ ، فَجَعَلَ
أَيُّوبُ يَحْتَثِى فِى ثَوْبِهِ ، فَنَادَاهُ رَبُّهُ يَا أَيُّوبُ ، أَلَمْ
أَكُنْ أَغْنَيْتُكَ عَمَّا تَرَى قَالَ بَلَى وَعِزَّتِكَ وَلَكِنْ لاَ غِنَى بِى
عَنْ بَرَكَتِكَ
Dari Abu Huroiroh, dari nabi shollallohu alaihi wasallam
bersabda : Ketika Ayub mandi dalam keadaan telanjang, tiba-tiba berjatuhan
belalang dari emas. Ayub segera memasukkannya ke dalam bajunya. Robnya
memanggilnya : Wahai Ayub, bukankah Aku telah membuatmu kaya sebagaimana engkau
lihat ? Ayub berkata : Benar, demi kemuliaanmu, akan tetapi aku tidak merasa
cukup akan keberkahanMu [HR Bukhori]
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ
يَغْتَسِلُونَ عُرَاةً يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى سَوْأَةِ بَعْضٍ وَكَانَ مُوسَى
عَلَيْهِ السَّلاَمُ يَغْتَسِلُ وَحْدَهُ فَقَالُوا وَاللَّهِ مَا يَمْنَعُ مُوسَى
أَنْ يَغْتَسِلَ مَعَنَا إِلاَّ أَنَّهُ آدَرُ قَالَ فَذَهَبَ مَرَّةً يَغْتَسِلُ
فَوَضَعَ ثَوْبَهُ عَلَى حَجَرٍ فَفَرَّ الْحَجَرُ بِثَوْبِهِ قَالَ فَجَمَحَ
مُوسَى بِإِثْرِهِ يَقُولُ ثَوْبِى حَجَرُ ثَوْبِى حَجَرُ. حَتَّى نَظَرَتْ بَنُو
إِسْرَائِيلَ إِلَى سَوْأَةِ مُوسَى قَالُوا وَاللَّهِ مَا بِمُوسَى مِنْ بَأْسٍ .
فَقَامَ الْحَجَرُ حَتَّى نُظِرَ إِلَيْهِ قَالَ فَأَخَذَ ثَوْبَهُ فَطَفِقَ
بِالْحَجَرِ ضَرْبًا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاللَّهِ إِنَّهُ بِالْحَجَرِ نَدَبٌ
سِتَّةٌ أَوْ سَبْعَةٌ ضَرْبُ مُوسَى بِالْحَجَرِ.
Dari Abu Huroiroh, Rosululloh shollallohu alaihi wasallam
bersabda : Bani Isroil biasa mandi telanjang bersama sehingga satu sama lain
saling melihat aurotnya. Adapun Musa alaihissalam biasa mandi sendiri. Mereka
berkata : Demi Alloh, tidak ada yang menghalangi Musa untuk mandi bersama kita
kecuali ia memiliki adar (kemaluan besar). Pada suatu kesempatan, Musa mandi
lalu meletakkan pakaiannya di atas batu. Tiba-tiba batu lari bersama bajunya.
Musa segera berlari mengejar jejaknya. Ia berkata : Bajuku, wahai batu !
Bajuku, wahai batu ! Hingga Bani Isroil melihat aurot Musa. Mereka berkata :
Demi Alloh, tidak ada pada diri Musa sesuatu (yang dituduhkan). Batupun
berhenti hingga bisa dilihat. Musa mengambil bajunya lalu segera memukul batu
dengan sekali pukulan. Abu Huroiroh berkata : Demi Alloh, sesungguhnya pada
batu ada bekas pukulan sebanyak enam atau tujuh. Itu adalah pukulan Musa ke
batu [HR Bukhori Muslim]