Api Adalah Hijab Alloh


Api Dalam Timbangan Aqidah (3)

Orang beriman melihat Alloh pada hari kiamat adalah satu keniscayaan. Salah satu prinsip aqidah ahlussunnah waljamaah mengatakan :

رُؤْيَة الْمُؤْمِنِيْنَ لِرَبِّهمْ يَوْمَ القِيَامَةِ حَقٌ وَمَنْ أنْكَرَهَا أوْ أوَّلَهَا فَهُوَ زَائِغٌ ضَالٌ                 

Melihatnya orang beriman kepada robnya pada hari kiamat adalah haq,barang siapa yang mengingkarinya atau menta’wilkannya maka ia telah menyimpang dan sesat.

Dalam masalah ini kita harus mengetahui beberapa hal :

Pertama : Alloh tidak mungkin dilihat di dunia

Bukti dari ini adalah kenyataan Musa yang jatuh tersungkur ketika melihat cahaya Alloh sebagaimana yang difirmankan oleh Alloh :

وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Rob telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa : Wahai Robku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau. Alloh berfirman : Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku. tatkala Robnya Menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata : Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman  [al a’rof : 143]

Dalam sebuah hadits, nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِى أُمَامَةَ الْبَاهِلِىِّ قَالَ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَلاَ تَرَوْنَ رَبَّكُمْ حَتَّى تَمُوتُوا  

Dari Abu Umamah Albahiliy, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam menyampaikan khutbah kepada kami : Kalian tidak akan melihat Rob kalian hingga kalian meninggal  [HR Ibnu Majah]

Ditambah dengan pernyataan Aisyah ketika ditanya masalah ini oleh Masruq :

عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ رضى الله عنها يَا أُمَّتَاهْ هَلْ رَأَى مُحَمَّدٌ صلى الله عليه وسلم رَبَّهُ فَقَالَتْ لَقَدْ قَفَّ شَعَرِى مِمَّا قُلْتَ ، أَيْنَ أَنْتَ مِنْ ثَلاَثٍ مَنْ حَدَّثَكَهُنَّ فَقَدْ كَذَبَ ، مَنْ حَدَّثَكَ أَنَّ مُحَمَّدًا صلى الله عليه وسلم رَأَى رَبَّهُ فَقَدْ كَذَبَ ثُمَّ قَرَأَتْ ( لاَ تُدْرِكُهُ الأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ ) ( وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلاَّ وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ )  

Dari Masruq berkata : Aku bertanya kepada Aisyah rodliyallohu anha : Wahai ibu, apakah Muhammad shollallohu alaihi wasallam melihat Robnya ? Aisyah berkata : Sungguh bulu kudukku berdiri mendengar perkataanmu. Dimana saja kamu berada di antara tiga hal yang aku katakan maka sungguh telah dusta : Barangsiapa yang mengatakan kepadamu bahwa Muhammad shollallohu alaihi wasallam melihat Robnya sungguh telah dusta, lalu Aisyah membaca (Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui) [al an’am : 103] (Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki [asy syuro : 51]  [HR Bukhori Muslim]

Kedua : Kenapa Alloh tidak bisa dilihat di dunia ?

Jawabannya karena hijab berupa api atau cahaya yang menghalangi hambaNya untuk melihat wajahNya :

عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم حِجَابُهُ النُّورُ وَفِى رِوَايَةِ أَبِى بَكْرٍ النَّارُ لَوْ كَشَفَهُ لأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَا انْتَهَى إِلَيْهِ بَصَرُهُ مِنْ خَلْقِهِ  

Dari Abu Musa : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Hijab Alloh adalah cahaya, pada riwayat Abu Bakar (api). Seandainya Alloh menyingkapnya, sungguh akan terbakar makhluqNya sejauh pandangan wajah Alloh [HR Muslim, Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban]

Ketiga : Hanya pada hari kiamat, Alloh bisa dilihat oleh orang beriman

Dalilnya adalah :

  وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ  إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Robnyalah mereka Melihat. [alqiyamah :22-23]

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada balasan berupa alhusna (nama lain dari aljannah) dan tambahannya (melihat Alloh secara langsung). dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan,mereka Itulah penghuni aljannah, mereka kekal di dalamnya. [yunus : 26]

عَنْ صُهَيْبٍ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ قَالَ  فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ  

Dari Shuhaib, dari nabi shollallohu alaihi wasallam shollallohualaihi wasallam bersabda : Ketika ahlul jannah sudah memasuki aljannah, Alloh Tabaroka Wata’ala berfirman : Maukah kalian aku berikan sesuatu sebagai tambahan ? Ahlul jannah berkata : Bukankah telah Engkau putihkan wajah-wajah kami ? Bukankah telah Engkau masukkan kami ke dalam aljannah dan Engkau selamatkan kami dari neraka ? Tersingkaplah hijab, maka tidak ada pemberian yang lebih mereka sukai daripada melihat Rob mereka Azza Wajalla  [HR Muslim]

Keempat : Amalan yang mempermudah kita melihat Alloh

Yaitu menjaga dengan baik sholat shubuh dan ashar dengan menunaikannya secara berjamaah dengan imam rowatib di masjid :

عَنْ جَرِير بْنُ عَبْدِ اللَّهِ كُنَّا عِنْدَ النَّبِىِّ  صلى الله عليه وسلم إِذْ نَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ فَقَالَ  أَمَا إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا ، لاَ تُضَامُّونَ  أَوْ لاَ تُضَاهُونَ  فِى رُؤْيَتِهِ ، فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ ، وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُواث

Dari Jarir bin Abdulloh : Kami berada di sisi nabi shollallohu alaihi wasallam. Tiba-tiba beliau melihat ke arah bulan purnama. Beliau lantas bersabda : Sesungguhnya kalian akan melihat Rob kalian sebagaimana kalian melihat ini. Tidak akan terhalangi saat melihatnya. Oleh karena itu bila kalian mampu janganlah kalian dikalahkan atas sholat sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelamnya, maka laksanakanlah  [HR Bukhori Muslim]

Keempat : Rahasia kenapa Alloh tidak bisa dilihat di dunia

Nu’aim bin Hammad berkata :

إن الله هو البقاء وخلق الخلق للفناء فلا يستطيعون أن ينظروا بأبصار الفناء ، فإذا جدد لهم خلق البقاء فنظروا بأبصار البقاء إلى البقاء

Sesungguhnya Alloh adalah Albaqo’ (Maha Kekal), Alloh menciptakan makhluq untuk fana (tidak abadi, binasa). Oleh karena itu alfana’ tidak mungkin melihat dengan pandangannya ke arah Albaqo’. Ketika Alloh memperbaharui mereka (pada hari kiamat) maka Alloh ciptakan mereka untuk baqo (kekal). Akhirnya mereka melihat Albaqo (Alloh) dengan pandangannya yang baqo.