Onta (26)
Beruntunglah manusia yang tidak menyaksikan peristiwa besar
setelah matahari terbit dari sebelah barat. Kenapa ? Karena nabi shollallohu
alaihi wasallam bersabda :
عَنِ ابْن مَسْعُودٍ سَمِعْتُ
النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُمُ
السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ
Dari Abdulloh Bin Mas’ud : Aku mendengar nabi shollallohu
alaihi wasallam bersabda : Bagian dari seburuk-buruk manusia adalah siapa yang
masih hidup saat kiamat datang [HR Bukhori]
Pemandangan mengerikan akan terlihat saat itu. Banyak ayat
yang berbicara tentang masalah ini, diantaranya :
إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَتْ وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ
Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung
dihancurkan, dan apabila
unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan) [attakwir : 1-4]
Kalimat “ dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan
(tidak diperdulikan) “ barangkali kita bertanya, kenapa onta disebut
sebagai bagian dari reaksi manusia saat melihat kiamat datang ? Jawabannya
adalah bahwa bagi masyarakat Arab, onta bunting sangat berharga. Mereka memberi
perhatian khusus bagi hewan ini. Bahkan sebuah riwayat menyebutkan bahwa
seorang nabi dari kalangan bani isroil menjadikan buntingnya onta sebagai udzur
untuk absen dari jihad sebagaimana yang diceritakan oleh nabi shollallohu
alaihi wasallam :
عن أبي هريرةَ رضي الله عنه ، قَالَ : قَالَ
رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: غَزَا نبيٌّ مِنَ الأنْبِياءِ صَلَوَاتُ اللهِ
وَسَلاَمُهُ عَلَيْهمْ فَقَالَ لِقَومهِ : لا يَتْبَعَنِّي رَجُلٌ مَلَكَ بُضْعَ
امْرَأةٍ وَهُوَ يُريدُ أنْ يَبْنِي بِهَا وَلَمَّا يَبْنِ بِهَا ، وَلا أحَدٌ
بَنَى بُيُوتاً لَمْ يَرْفَعْ سُقُوفَهَا ، وَلا أحَدٌ اشْتَرَى غَنَماً أَوْ
خَلِفَاتٍ وَهُوَ يَنْتَظِرُ أَوْلادَها
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : Rosululloh shollallohu
alaihi wasallam bersabda : Seorang nabi dari nabi-nabi yang diutus
sholawatullohi wasalamuhu alaihim
berperang seraya berkata kepada kaumnya : Tidak boleh mengikutiku seorang
laki-laki yang memiliki farji perempuan (pengantin baru) sementara ia ingin
tinggal dengannya karena belum tinggal bersamanya. Tidak pula seorang yang
membangun rumah dimana atapnya belum diangkat dan seorang yang membeli kambing
atau onta bunting dimana dia sedang menunggu kelahiran anaknya [muttafaq alaih]
Walhasil, betapa mengerikannya kiamat hingga onta
bunting diabaikan pemiliknya
تعطيل العشار وهي النوق الحوامل فلا
تحلب ولا تركب ولا ترعى لما أصاب أهلها من الهول والفزع وكانت أفضل أموالهم وأحبها
إلى نفوسهم
Sikap mengabaikan al’isyar (onta bunting) dimana tidak
diperah susunya, tidak dikendarai dan tidak digembalakan karena pemiliknya
merasakan kengerian dan ketakutan padahal onta adalah harta paling mulia dan
paling dicintai oleh mereka
Maroji’ :
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi (maktabah
syamilah) hal 586