Orang Tua Memiliki Hak Marah Kepada Anaknya, Meski Sang Anak Sudah Berkeluarga


Tayammum (6)

Kalung Aisyah yang membuat kaum muslimin tertahan di daerah kering, membuat sang ayah marah kepadanya. Sambil menusuk rusuk puterinya, Abu Bakar berkata :

حَبَسْتِ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَالنَّاسَ وَلَيْسُوا عَلَى مَاءٍ وَلَيْسَ مَعَهُمْ مَاءٌ

Engkau telah menahan rosululloh shollallohu alaihi wasallam sementara orang-orang berada di daerah yang tidak ada air dan mereka juga tidak membawa air.

Tentang marahnya Abu Bakar kepada Aisyah, dikomentari Imam Nawawi :

وَفِيهِ تَأْدِيب الرَّجُل اِبْنَته وَإِنْ كَانَتْ كَبِيرَة مُزَوَّجَة خَارِجَة عَنْ بَيْته

Hadits ini memberikan pelajaran akan bolehnya orang tua menegur puterinya meski ia sudah dewasa dan menikah dan sudah tinggal di luar rumah orang tuanya

Dalam sejarah, didapat banyak riwayat, betapa orang tua masih memiliki hak untuk memberi wejangan dan teguran kepada anaknya yang sudah berkeluarga. Salah satunya apa yang dilakukan Umar Bin Khothob kepada anaknya, Abdulloh Bin Umar :

عن ابن عمر رضي الله عنهما قَالَ : كَانَتْ تَحْتِي امْرَأةٌ ، وَكُنْتُ أحِبُّهَا وَكَانَ عُمَرُ يَكْرَهُهَا فَقَالَ لي : طَلِّقْهَا فَأبَيْتُ فَأتَى عُمَرُ رضي الله عنه النَّبيّ صلى الله عليه وسلم فَذَكَرَ ذلِكَ لَهُ  فَقَالَ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم طَلِّقْهَا  

Dari Ibnu Umar rodliyallohu anhuma berkata : Aku memiliki istri dimana aku sangat mencintainya sedangkan Umar membencinya. Beliau berkata kepadaku : Ceraikan isterimu ! Aku menolak. Umar rodliyallohu anhu mendatangi nabi shollallohu alaihi wasallam lalu menceritakan hal itu. Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Ceraikanlah [HR Abu Daud dan Tirmidzi]

Maroji’ :

Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 2/82