Adzan (5)
Mendengarkan suara adzan dan mengikuti apa
yang dibaca muadzin dilanjutkan membaca sholawat dan berdoa “ alwasilah “ yaitu
mendoakan rosululloh shollallohu alaihi wasallam agar mendapat alwasilah
(tempat tertinggi di dalam aljannah) dengan mengucapkan :
اَللَّهُمَّ رَبَّ
هَذِهِ اَلدَّعْوَةِ اَلتَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ اَلْقَائِمَةِ آتِ
مُحَمَّدًا اَلْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا
اَلَّذِي وَعَدْتَهُ
Atau juga bisa membaca :
أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ
دِينًا
Bila ini ditunaikan maka yang bersangkutan
berhak mendapat ampunan dari Alloh dan syafaat dari rosululloh shollallohu
alaihi wasallam. Hal ini berdasarkan pada tiga hadits di bawah ini :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا
عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا
عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى
الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ
أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
Dari Abdullah bin Amru bin al-Ash bahwa dia
mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Apabila kalian
mendengar mu'adzdzin (mengumandangkan adzan) maka ucapkanlah seperti yang dia
ucapkan, kemudian bershalawatlah atasku, karena orang yang bershalawat atasku
dengan satu shalawat, niscaya Allah akan bershalawat atasnya dengannya sepuluh
kali, kemudian mintalah kepada Allah wasilah untukku, karena ia adalah suatu
tempat di dalam aljannah, tidaklah layak tempat tersebut kecuali untuk seorang
hamba dari hamba-hamba Allah, dan saya berharap agar saya menjadi hamba
tersebut. Dan barangsiapa memintakan wasilah untukku, maka syafa'at halal
untuknya [HR Bukhori, Muslim, Malik, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah,
Nasa’i dan Nasa’i]
عَنْ جَابِرٍرَضِيَ
اَللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ قَالَ
حِينَ يَسْمَعُ اَلنِّدَاءَ : اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ اَلدَّعْوَةِ
اَلتَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ اَلْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا
اَلْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا اَلَّذِي
وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang
ketika mendengar adzan berdoa: Allaahumma robba haadzihi da'watit taammati was
sholaatil qooimati aati Muhammadanil washiliilata wal fadliilata wab 'atshu
maqooman mahmuudal ladzi wa'adtahu (artinya: Ya Allah Tuhan panggilan yang
sempurna dan sholat yang ditegakkan berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan
dan bangunkanlah beliau dalam tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau
janjikan) maka dia akan memperoleh syafaat dariku pada hari Kiamat [HR Imam Empat]
عَنْ سَعْدِ بْنِ
أَبِى وَقَّاصٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلمأَنَّهُ قَالَ مَنْ قَالَ
حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ
رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا. غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, "Barangsiapa membaca
ketika mendengar muadzdzin, 'Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan bahwa Muhammad
adalah hamba dan RasulNya, saya ridha Allah sebagai Rabb, dan Muhammad sebagai
rasul, serta Islam sebagai agama, ' niscaya dosanya akan diampuni [HR Muslim,
Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah]
Setelah itu, wajib bagi mereka untuk bergegas
menuju masjid. Bagi yang sudah berada di dalam masjid, tidak sepantasnya keluar
darinya. Bila dilakukan tanpa udzur ini adalah perbuatan maksiat. Kesempatan
sholat berjamaah di depan mata, disia-siakannya padahal hukumnya adalah
wajib. Ini juga pernah terjadi pada masa
tabi’in sebagaimana yang diceritakan oleh Abu Huroiroh
:
عَنْ أَبِي
الشَّعْثَاءِ قَالَ كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ
فَأَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ الْمَسْجِدِ يَمْشِي فَأَتْبَعَهُ
أَبُو هُرَيْرَةَ بَصَرَهُ حَتَّى خَرَجَ مِنْ الْمَسْجِدِ فَقَالَ أَبُو
هُرَيْرَةَ أَمَّا هَذَا فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أ أ ن ت
Dari Abu Sya'tsa', katanya : Ketika kami
tengah duduk-duudk di masjid bersama Abu Hurairah, dan ketika seorang muadzin
mengumandangkan adzan, seseorang berdiri meninggalkan masjid sambil berjalan.
Abu Hurairah terus mengawasinya hingga laki-laki keluar dari masjid. Abu
Hurairah lalu berkata : Orang ini telah membangkang Abul Qasim shallallahu
'alaihi wasallam [HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi]